Part 10

12.6K 564 2
                                    

HATI-HATI!!! Typo bertebaran..

maafkan..


*******LMH*******


"eh, dengar kabar Dianty ga? Katanya dia hamil di luar nikah, gitu.." Salsha memulai gossip yang tak tau pasti benar atau tidaknya.

'DEGH..' seketika jantung Iqbaal dan (namakamu) berdegup sangat cepat.

"iya, kemarin di kirim foto bayi yang ada dikandungnya gitu di Ig, tapi ga tau deh bapaknya siapa.." ucap Jeha yang sepertinya tau keadaan Dianty.

"Masa sih? Kok bisa yah? Padahal setau gue dia kan paling alim di genk kita ini." Heran Stefie. Genk? Ya, Dianty termasuk genk mereka, namun dia jarang gabung.

"entah lah, mungkin pernah nikah terus cerai, eh ketahuan hamil, tapi ga tau juga sih." Salsha ikut bingung.

(namakamu) menoleh ke Iqbaal dengan tatapn anehnya, mengingat 3 bulan yang lalu saat Iqbaal di tugaskan oleh kantor milik Ayahnya ke Bali, mengerjakan suatu proyek, dan itu membuat (namakamu) curiga, entah lah apa yang ia curigai.

"Apa?" Tanya Iqbaal heran dengan tatap istrinya itu.

"kok perasaan aku ga enak soal kamu dan dia yah?" (namakamu) meragukan Iqbaal.

"(namakamu)! Aku di Bali beneran kerja, bahkan aku ga liat dia sama sekali." Iqbaal tau maksud 'dia' itu siapa. Dianty, yah Dianty lah yang dimaksud (namakamu). "Kamu jangan ngeraguin aku gitu dong, say.." ucap Iqbaal pelan.

(namakamu) kembali mengarah kepalanya ke sahabat-sahabatnya dengan perasaan aneh itu, perasaan tak enak.

Malam semakin larut, dan mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing, kecuali pasangan baru Stefie-Naufal yang menginap di Hotel, tempat acara pernikahan berlangsung.

Diperjalanan menuju rumah, keheningan terjadi di mobil Iqbaal-(namakamu), Iqbaal focus menyetir, sedangkan (namakamu) melihat-lihat pemandangan yang mulai sepi di jendela mobil. Iqbaal menoleh kearah istrinya, lalu tersenyum tipis dan kembali focus menyetir.

"kok bunda diam aja?" Tanya Iqbaal dengan nada fulgarnya.

"apaan sih baal? Bunda-bundaan? Terus nadanya itu, aku ga suka!" kata (namakamu) dengan nada kesal, mungkin ia marah.

"habis, biasanya kamu tuh ngobrol panjang lebar gitu, nih biasanya diam." Ucap Iqbaal sambil sesekali melirik (namakamu) yang sedang menatapnya dengan tatapan kesal. "kamu marah?" Tanya Iqbaal lembut sambil memegang tangan kanan (namakamu).

"nyetir yang bener deh, jangan sampe aku trauma gara-gara kecelakaan mobil untuk yang keduakalinya." Ucap (namakamu) dingin, lalu menarim tangannya pelan dan menatap kembali keluar jendela. "Aku lagi cape, jadi lagi males ngobrol, maaf ya Ayah.." ujar (namkamu) pelan, namun masih dapat di dengar Iqbaal.

Iqbaal tersenyum tampa menatap (namakamu), namun ia merasa istrinya itu melihatnya tersenyum manis. "gapapa kok, aku ngerti kok.."

'cup..' dengan cepat tapi hati-hati (namakamu) mengecup pipi kiri Iqbaal. Spontan membuat pria ini mematung, namun masih focus menyetir. "Love you.." ucap (namakamu) pelan.

"love you to.." Iqbaal membalas ucapan (namakamu) sambil menoleh sebentar ke wajah (namakamu) yang cantik, lalu kembali kejalanan. "nanti kita kerja lagi yah.." Iqbaal mulai jail.

"kerja apa? Aku cape baal." Manja (namakamu).

"kerja yang di tungaskan Bunda.." (namakamu) tertawa geli saat Iqbaal menggelitiki lehernya singkat.

Love Me Harder (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang