Aaron masuk ke dalam rumahnya.
Kosong.
"Bi.. Bi Sum.."
Bi Sumi adalah pembantu di rumah Aaron.
"Iya tuan muda.."
"Ga perlu manggil tuan, bi. Panggil aja Aaron."
"Iya tuan muda Aaron."
Aaron terkekeh kecil.
"Papa dimana bi?"
"Tuan belum pulang dari tadi."
Aku pikir setelah aku mengikuti keinginan papa untuk pindah ke sini, papa akan selalu ada di rumah.
Bi Sum melihat ekspresi Aaron yang sedang kecewa.
"Hmm.. bibi masak makanan buat tuan muda ya."
"Ga perlu bi. Lagian ini sudah malam. Pasti bibi juga cape. Lagian aku ga lapar."
Aaron langsung berjalan menuju kamarnya.
---
Suara alarm berbunyi.
Aaron terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam dinding di kamarnya.
Pukul 05.00. Waktunya untuk bangun.
Dalam hatinya sudah berpikir bahwa pagi ini ia akan bertemu papanya dan mengucapkan ucapan 'selamat pagi.'
Bibirnya tersenyum dan segera bersiap-siap.
---
Perlahan Aaron membuka pintu kamarnya dan turun ke bawah.
Tapi..
Papa tidak ada di ruang makan.
"Bi Sum.."
"Iya tuan muda."
"Papa mana?"
"Tuan sudah pergi dari tadi."
"Ohh.." sahut Aaron sambil kecewa.
"Mau bibi buatkan sarapan apa tuan? Di meja sudah ada nasi goreng. Tapi kalau tuan muda mau makanan lain, biar bibi siapkan."
"Ga perlu bi." Jawab Aaron tersenyum lalu duduk di ruang makan.
Teringat olehnya dulu..
"Pa.. liat Aaron bisa bikin balon gede banget."
Tapi papa cuma sibuk sama laptopnya.
"Pa.. Aaron pengen bisa main saxophone dan piano."
Tapi papa cuma sibuk sama handphonenya. Papa ga pernah nyemangatin Aaron, papa cuma bayar semua keperluan dan les Aaron. Padahal, Aaron lebih membutuhkan dukungan dan semangat dari papa.
"Pa.. Aaron dapet juara kelas nih pa.."
"Halo? Iya.. baik saya ke sana sekarang." Papa tiba-tiba mengangkat telepon dan pergi.
Segala kekecewaan Aaron terhadap papanya hanya disimpannya dalam hati. Dia hanya bisa berharap, suatu hari nanti papanya bisa peduli dengannya.
---
Gimana ceritanya sampe sini? Maaf baru bisa update hari ini hehehe.. jangan lupa vote dan comment ya. Terima kasih :))
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM CATCHER
Teen Fiction"Ini, buat lo." Sahut Aaron sambil memberi sebuah dream catcher. "Apa?" Tanya Nikita "Gue cape ngeliat lo nguap terus-terusan gara-gara lo ga tidur semaleman. Ini kerja kelompok, gue ga mau nilai gue jelek gara-gara lo." "Terus?" "Kata orang, dream...