Part 29

958 55 3
                                    

Gila. Pasti gue udah gila. Kemarin...
GA ! gue pasti udah gila ! Tapi kemarin...

Nikita mengacak-acak rambutnya sendiri -biasanya memang udah acak-acakan sih hahaha-.

"Niki ayo cepetan nanti telat !" Teriak mama.

"Iya ma."

Gila !

Nikita bener-bener ga niat untuk pergi sekolah.

---

Nikita berjalan menuju gerbang sekolah. Berharap tidak akan bertemu dengan Aaron hari ini. Kenapa? Karena akan sangat awkward !

Sampai tiba-tiba..

Dukk !

Nikita menabrak sesuatu. Bukan sesuatu tapi.. seseorang.

Perlahan Nikita mendongangkan kepalanya dan benar saja.

Aaron

Deg.deg.deg.deg.deg.deg.

Nikita reflek menaruh tangannya di dada. Suara detak jantung yang benar-benar keras. Lebih keras dari sebelumnya. Sampai bisa sangat terasa.

Nikita merasakan pipinya memerah. Dia memutuskan untuk langsung berjalan dengan cepat ke kelas.

Aaron yang sedari tadi melihat tingkah Nikita hanya mengernyitkan kening sambil menahan tawa.

"Nik mau kemana?" Tanya Aaron sedikit berteriak ketika Nikita sudah berjalan sedikit jauh darinya.

---

Nikita terus menundukkan kepalanya saat tutoring bersama Aaron. Malu banget.

"Nah gitu deh jadinya. Lo ngerti kan?" Penjelasan Aaron selesai.

Nikita hanya diam menunduk dan melamun.

"Nik."

"Niki !" Panggil Aaron di dekat telinga Nikita.

Membuat Nikita tersontak kaget.

"Wah, lo ga konsen nih."

Nikita menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Apa ada masalah? Atau..." Aaron tidak melanjutkan perkataannya.

Nikita menatap mata Aaron. Apa maksud Aaron..

Tatapan Nikita beralih turun perlahan menuju bibir Aaron. Nikita merasakan tenggorokkannya mengering. Membuatnya menelan ludahnya. Bibir itu.. kemarin malam..

"Nik.."

Bibir itu bergerak memanggil namanya.

Nikita tersadar dan menggelengkan kepalanya cepat.

Aaron mengernyitkan keningnya sambil menahan tawa menatap Nikita.

Nikita yang sadar bahwa Aaron menatapnya, menundukkan kepala. Bingung apa yang harus dilakukannya.

"Ikut gue." Sahut Aaron menarik tangan Nikita.

"Kemana?"

"Ikut aja." Jawab Aaron sambil terkekeh kecil melihat pipi Nikita yang memerah.

---

Nikita mengernyitkan keningnya. Buat apa Aaron membawanya ke ... butik?

"Ngapain ke sini ron?"

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang penjaga butik itu.

"Saya nyari dress warna biru atau putih yang cocok sama dia." Sahut Aaron sambil menunjuk Nikita.

DREAM CATCHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang