PART 8

1.1K 78 1
                                    

Nikita merasakan seseorang mengelus rambutnya lembut.

"Ngghh.."

Perlahan dia membuka matanya.

"Tidurmu nyenyak sayang?"

"Mama?"

"Kau pasti lelah belajar seharian. Ayo siap-siap sekolah." Mama meninggalkan Nikita di kamarnya.

"Oke ma."

Nikita merenggangkan kedua tangannya.

Setidaknya kemarin malam aku bisa tidur walaupun tidurku tidak nyenyak.

"Niki.. jangan tidur lagi."

"Iya ma."

---

Nikita memarkirkan sepedanya di tempat parkir untuk karyawan. Maklum, sekolah yang mayoritasnya adalah orang yang berpunya. Sekolah ini tidak menyediakan tempat parkir untuk motor apalagi sepeda. Semua mobil.

Bel berbunyi.

"Pas. Akhirnya kayanya untuk pertama kalinya gue ga telat."

Nikita dengan bahagia masuk ke dalam sekolah.

Semua siswa sudah masuk ke dalam kelas. Nikita dengan santai berjalan menuju kelas.

Akhirnya dia sampai di depan kelas. Hendak masuk ke dalam, tiba-tiba dia teringat akan secarik kertas yang telah dia tulis kemarin.

Nikita melangkah mundur.

Dia melihat ke arah jendela. Jendela tersebut adalah jendela di sebelah tempat duduknya di kelas. Di depan dekat jendela tersebut terdapat sebuah pilar.

"Pas banget !" Sahut Nikita berbisik.

Nikita menempelkan kertas tersebut di pilar. Lalu dia masuk ke dalam kelas.

Ternyata yang menjaga adalah Pa Tonny. Guru yang bisa dibilang polos.

"Pagi pa." Sapa Nikita sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Kamu.. duduk sana !"

Nikita langsung duduk di tempat duduknya seperti biasa.

Dia mengintip keluar jendela yang berada di sampingnya. Digesernya mundur meja dan kursinya karena pilar tersebut berada di sebelah kanan jendela.

Untunglah Nikita duduk paling belakang karena jika ada orang yang duduk di belakangnya, maka orang itu juga bisa melihat kertas contekan tertempel rapi di pilar.

"Yes keliatan !" Sahut Nikita saat melihat kertas yang ditempelnya di pilar dekat jendela.

"Apanya yang kelihatan Nikita?"

"Hhmm.. kelihatan.. bapa kelihatan jelas di mata saya. Hhmm.. mata saya ada minusnya pa, tapi hari ini sepertinya saya bisa melihat bapa dengan jelas hehehe.."

"Perasaan kamu tidak pernah memakai kacamata.." jawab Pa Tonny pelan.

Pa Tonny mengedarkan kertas soal dan LJK.

"Baik, waktunya 90 menit dimulai dari.. sekarang."

Semua langsung sibuk membaca dan mengerjakan soal.

Nikita membaca soal nomor satu.

Sial. Nomor satu aja gue ga bisa.

Dia langsung mengintip ke luar jendela.

Oke gue tau.

Dia langsung menghitamkan jawaban di LJK.

Dan seterusnya dia seperi itu.

Oke nomor 11.

Dia mengintip lagi ke luar jendela.

Hah dimana kertasnya?

Didongakkannya kepalanya sedikit ke luar jendela.

Pa Danang. Sang cleaning service.

Sial pasti pa danang udah ambil kertas gue.

"Nikita, ngapain kamu lihat-lihat keluar seperti itu?" Tanya Pa Tonny.

"Hhmm.. engga kok pa. Tadi Pa Danang menyapa saya dan memberi semangat gitu sama saya. Jadi saya mau mengucapkan terima kasih."

"Wah baik sekali pa Danang. Sudah memberi terima kasihnya?"

"Belum pak."

"Kalau begitu ucapkan terima kasih dulu."

Nikita tersenyum.

Seluruh siswa masih serius mengerjakan soal. Terlalu serius terkadang membuat Nikita merasa bosan.

"Baik pak."

Kesempatan ini digunakan Nikita untuk mengecek apa benar pa Danang yang mengambil kertasnya atau kertasnya jatuh karena angin.

Dia mengeluarkan kepalanya dari jendela.

Benar, kertas itu tidak ada.

Pa Danang nih pasti ngambil.

Memang pa Danang itu sang cleaning service sejati. Semua yang merusak atau membuat pemandangan tidak indah dipandang pasti dibersihkannya. Astagaa..

Nikita melirik ke dalam. Dilihatnya Pa Tonny tersenyum dan mengangguk ke arahnya.

Nikita tersenyum malu.

"Pa Danang ! Terima kasih ya !" Teriak Nikita dan langsung menyembunyikan kepalanya sebelum Pa Danang melihat ke belakang.

"Nah.. begitu dong. Tumben kamu jadi anak yang baik nikita."

"Hehehe iya pa."

Nikita kembali menatap soalnya.

Astaga masih ada 40 soal lagi yang harus dikerjain.

Tidak ada satu soal pun yang bisa dia kerjakan. Akhirnya dia mengeluarkan jurus atau cara terakhir yaitu... memutar pensil.

Dia menulis A, B, C, dan D di kertas soal secara melingkar lalu diputarnya pensil.

Ujung pensil berhenti di huruf C.

Oke berarti C.

Dia pun menghitamkan jawaban C di LJKnya.

Kembali memutar.. begitu seterusnya.

---

Bel berbunyi. Semua lembar soal dan LJK dikumpulkan.

"Aduh.. tadi susah banget gila aku takut banget."

"Iya nih aku takut dapet jelek."

"Padahal aku udah belajar semalaman."

Semua berbicara tentang hal seperti itu.

Astaga.. gue aja yang ga bisa satu soal pun biasa aja tuh.

Nikita pun pergi meninggalkan kelas.

DREAM CATCHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang