PART 20

976 65 0
                                    

"Bi, papa dimana?"

"Tuan masih belum pulang. Mungkin sebentar lagi. Bibi buatkan makanan ya."

"Ga perlu bi, saya udah makan di luar. Bibi istirahat aja." Aaron pun naik ke kamarnya.

Dia merogoh handphonenya di tas. Menekan nomor-nomor lalu menempelkan handphone tersebut di telinganya, terdengar nada sambung.

Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silakan coba beberapa saat lagi.

"Ck." Aaron mendecak. Dicobanya lagi untuk menelepon papanya.

Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silakan coba beberapa saat lagi.

"Astaga pa.."

Perasaannya sedih sekaligus takut karena ini adalah kali pertama orang tuanya dipanggil sekolah. Akhirnya dia memberanikan diri untuk memberitahu papanya tapi papanya sulit dihubungi.

Aaron menghempaskan dirinya ke ranjang.

Menunggu beberapa saat.

10 menit berlalu.

Dia mencoba menelepon papanya lagi.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

Perasaan Aaron jadi campur aduk.

Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu papanya pulang.

Aaron turun ke lantai bawah dan duduk di sofa ruang tamu. Menunggu papanya yang entah apa hari ini akan pulang ke rumah atau tidak.

---

"Tuan muda.. bangun tuan muda."

"Pa.. papa udah pulang?" Sahut Aaron sambil masih menutup matanya.

"Tuan muda.."

Aaron segera sadar bahwa suara itu bukan suara papanya. Dia pun membuka mata dan ternyata benar. Itu adalah suara Bi Sumi.

"Tuan muda kenapa tidur di sini? Pasti tuan muda kedinginan selamanan, bibi buatkan susu hangat ya."

"Papa mana bi?"

"Tuan belum pulang dari kemarin."

Terasa ada sesuatu yang kecewa dalam hatinya. Kecewa sampai hampir meretakan sedikit bagian dari hatinya.

Papa memang udah ga peduli sama Aaron? Pa.. Aaron butuh papa.

"Mmm.. ya udah deh bi. Tolong siapin sarapan aja, Aaron mau mandi dulu."

"Siap tuan muda. Kalau ada apa-apa bilang bibi aja."

Aaron tersenyum dan naik ke kamarnya.

---

Surya turun dari mobilnya, hari ini dia berencana untuk memantau sekolah yang dibangunnya. Berjalan menyusuri lorong.

"Selamat pagi pa. Akhirnya bapa datang." Sahut Bu Asih.

"Selamat pagi bu. Ada apa ya?"

"Saya dan orang tua dari Nikita sudah menunggu."

Nikita? Nama itu rasanya tidak asing, batin Surya.

"Oh? Baiklah bu." Sahut Surya masih bingung sebenarnya apa yang terjadi.

---

Suasana belajar tutoring hari ini menjadi sangat aneh. Nikita dan Aaron sama-sama tidak serius. Pikiran mereka melayang entah kemana.

Nikita terus menerus menatap kartu di tangannya.

"Kartu apa nik?" Akhirnya Aaron membuka mulutnya, menyingkirkan keheningan di antara mereka.

DREAM CATCHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang