PART 22

1K 67 0
                                    

Nikita berjalan menuju kelas. Suasana kelas sangat ramai. Apalagi Bianca, dia teriak-teriak histeris tanpa alasan. Aneh memang.

Nikita sampai di ambang pintu. Melihat ke dalam kelasnya, entah mengapa matanya mencari-cari seseorang yang ternyata tidak ada di sana.

Dia berjalan menuju mejanya di pojokan seperti biasa.

"Hai Aaron..." teriak Bianca.

Nikita melihat ke arah pintu. Dilihatnya tangan Bianca sudah menggelantung di lengan Aaron. Tentunya Aaron langsung menurunkan tangan Bianca karena risih. Ada perasaan mengganjal dalam hati Nikita, seperti perasaan tidak suka.

"Guys ! Pengumuman !" Teriak Bianca lagi.

Nikita memutar bola matanya lalu menelungkupkan kepalanya di meja dengan tangan sebagai bantalnya pertanda tidak ingin tahu.

"Apalagi Aaron udah ada di sini."

Aaron menatap Bianca tajam dan bingung.

"Apa kalian tau, Aaron itu anak pemilik sekolah kita."

Seisi kelas langsung diam dan kaget. Benar-benar kaget.

Mendengar hal itu, Nikita langsung menegakkan kepalanya. Matanya membulat sempurna. Perasaan kecewa yang mendalam seakan memukul hatinya. Memecahkan kepercayaan dan menampar perasaannya.

Sontak Aaron pun kaget dan langsung melihat Nikita. Perempuan itu juga hanya menatapnya tanpa berkedip.

Perasaan Aaron campur aduk dengan ketakutan sebagai dominannya.

"Karena itu, gue yakin Aaron pasti bisa jadi milik gue. Secara kita sama-sama orang kaya. Dia yang punya sekolah ini, dan gue punya perusahaan terkenal."

Nikita berdiri dan melangkah keluar kelas hingga tiba-tiba Bianca menahan tangannya.

"Mau kemana lo? Guru bentar lagi masuk."

Nikita geram. Dia langsung meraih tangan kiri Bianca dan melirik ke arah jam tangan putih di sana.

"Masih 15 menit lagi." Jawab Nikita sambil menghempaskan tangan Bianca keras lalu pergi.

Aaron melihat tingkah Nikita lalu menyusul Nikita.

"Ron ! Aaron !" Teriak Bianca.

---

"Keluarin semua. Gue mau dengerin lo Nik. Lampiasin semuanya ke gue."

"Gue minta maaf."

"Lo bakal protes gimana? Coba ceritanya sekarang lo lagi protes ke yang punya sekolah sekarang."

"Arrghhh !" Geram Nikita sambil terus berjalan entah kemana.

Kecewa. Sangat kecewa. Kalimat-kalimat yang Aaron ucapkan waktu itu membuatnya gila.

Jadi Aaron anak pemilik sekolah yang paling dibencinya ini?

Tuhan.. kenapa harus Aaron?

Kenapa saat gue udah mulai percaya sama Aaron, tiba-tiba jadi kaya gini?

"Nik." Aaron menahan tangan Nikita.

Sontak Nikita pun kaget dan berusaha untuk tidak membalikkan badannya. Dia ga pernah sekecewa ini. Kecewa sampai hatinya terasa sakit. Nikita menggigit bibir bawahnya. Matanya mulai berkaca-kaca dan hidungnya mulai memerah.

"Nik..." panggilan itu terdengar lembut. Sangat lembut.

Nikita pun perlahan membalikkan badannya. Melihat sepasang mata yang sedang menatapnya juga. Sepasang mata milik seseorang yang entah mengapa setiap berada di dekatnya hatinya terasa berdebar. Tapi kini kenyataan berkata lain, sepasang mata itu milik seseorang yang selama ini dibencinya.

DREAM CATCHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang