PART 31

909 56 1
                                    

Perlahan Nikita membuka matanya. Pandangan yang awalnya kabur lama kelamaan menjelas. Seluruh badannya lemas. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri.

Ini dimana?

Ah ternyata dia sudah berada di kamarnya. Benar, yang kemarin itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat buruk.
Dia memalingkan kepalanya ke kanan. Melihat sebuah dream catcher menggantung di sana. Bibirnya melukiskan sebuah senyuman. Dia teringat akan Aaron. Tapi, setiap dia mengingatnya, hatinya terasa sakit. Mungkin mimpi buruk itu mempengaruhi hatinya. Tapi tak apa, setidaknya semua itu hanyalah mimpi.

Nikita bangkit dari tempat tidurnya sambil memegang kepalanya yang terasa berat dan bergegas bersiap-siap untuk sekolah.

---

"Niki kamu sudah bangun? Kamu ga apa-apa? Kamu tidur lelap sekali kemarin." Sahut mama saat melihat Nikita berjalan menuju meja makan.

"Niki bermimpi buruk kemarin ma." Jawab Nikita.

"Kamu terlihat pucat. Kamu yakin ga apa-apa? Mimpi buruk apa yang membuat anak mama yang cantik ini jadi terlihat lemas seperti ini."

Mimpi yang sangat buruk ma..

"Niki pergi duluan ya. Udah mau telat nih."

"Sarapan dulu sayang."

"Nanti Niki makan di sekolah aja. Dahh." Jawab Nikita lalu pergi keluar dari rumahnya.

Nikita menaikki sepedanya menuju sekolah.

---

Kringg.. kringg.. kringg...

"Awassss !" Teriak Nikita saat melihat seorang laki-laki yang berjalan santai di depannya ketika Nikita sedang melajukan sepedanya dengan kencang. Spontan, Nikita pun mengerem sepeda. Untungnya sepeda itu tidak mengenai laki-laki itu.

"Woi ! Nyari mati ya lo hah !" Semprot Nikita.

Laki-laki itu membalikkan badan.

Aaron.

DEG.

Ada yang memukul hati Nikita dengan sangat keras. Sakit. Apa mimpi itu masih mempengaruhi hatinya sampai sekarang?

Aaron menatapnya dengan tatapan yang sulit di tebak. Matanya sayup. Tidak bersemangat seperti dulu. Aneh.

Nikita tersenyum, tapi hatinya bertambah sakit. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Aaron dan memarkirkan sepedanya.

---

"Yah.. Bu Trisha udah patroli lagi."

Suara itu di dengar Aaron. Dia langsung membalikkan kepalanya.

Nikita. Bersembunyi di belakangnya. Persis saat pertama kali mereka bertemu. Membuat hati Aaron semakin sakit.

Nikita menengadahkan kepalanya.

"Ron, kita udah telat." Sahutnya berbisik.

Aaron menelan ludahnya. Tenggorokannya sakit.

Bagaimana dia bisa berpikir bahwa semua baik-baik saja? Bagaimana dia bisa berpikir kalau semua itu tidak terjadi? Batin Aaron.

"Aaron, cepat masuk kelas." Sahut Bu Trisha saat melihat Aaron.

Aaron membalikan kepalanya lagi ke depan dan berjalan. Nikita, tetap berada di belakang Aaron sambil ikut berjalan.

"Nikita !"

"Mampus gue."

"Lari keliling lapangan 10 kali ! Yanto ! Yanto !" Teriak Bu Trisha.

DREAM CATCHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang