tujuh belas-justin

108 21 2
                                    

"Kau selalu bercerita padaku apapun yang terjadi padamu."

Mata Niall terfokus ke depan.

Aku mendepak kepalanya. Berniat mengalihkan pandangannya dari televisi. Niall dengan wajah malas malah menatapku sengit.

"Kau ... aneh," tegurku.

Aku duduk di sampingnya. "Aku masih memiliki waktu dua bulan sebelum tour berlangsung."

Niall acuh tak acuh.

"Aku ingin bertanya. Apa yang Aliena katakan padamu?"

Mata Niall tetap lurus menonton kartun di depan layar televisi. Dia tidak menghiraukan keberadaanku yang sedari tadi jelas-jelas duduk di sampingnya.

"Apa yang Aliena katakan padamu?" aku kembali bertanya.

Niall mendengus malas, tapi akhirnya menjawab. "Banyak."

Aku tidak bisa menerima jawaban Niall yang hanya mengatakan satu kata, sedangkan aku sedari tadi melontarkan banyak kata yang diulang-ulang seperti orang yang kurang kerjaan.

"Niall," aku berhenti sejenak sebelum akhirnya aku melontarkan poin yang mana membuatku gelisah akan kalimat Niall terdahulu.

"Apa yang ingin kau sampaikan dari; bagaimana kalau-mu itu?" aku melanjutkan.

"Ha?"

Tanganku gatal. Rasanya sudah lama aku tidak berlatih kick boxing. Dan, sungguh, aku ingin menerapkan kick boxing saat ini juga tepat di wajah Niall yang terlihat sok polos begitu.

Ini aneh. Aku tidak pernah merasa seperti ini terhadap Niall.

"Lupakan saja."

Aku beranjak dari sofa. Menuju dapur. Ingin mengambil jus jeruk sebagai peredam rasa marah.

Baru beberapa langkah berjalan. Aku tidak mendengar suara siaran televisi lagi, melainkan suara sendu Niall.

"Dia bilang, dia percaya padaku. Aku pikir tidak ada yang bisa percaya padaku lagi."

Cara kerja di otakku seakan melambat karena kalimat Niall yang terdengar sangat yakin di kemudian detik.

"Hanya dia."

...

Selamat hari ibu ya teman temansss. Nanti aku update lagi hehe karena udah lama nggak update :3

BACKPACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang