BACKPACK

sembilan-aliena

Satu satunya alasan aku membuka mata adalah karena aku merasakan sesak napas. Tapi ketika mataku sepenuhnya terbuka, harum dari alat di hidungku langsung menusuk.

Aku masih mengerjapkan mataku saat mendapati seseorang di ambang pintu. Terlihat familier.

Matanya cokelat dengan rambut pirang. Dia tersenyum.

Saat aku mencoba menegakkan tubuhku, dia menghampiriku dengan terburu. Dia membantuku untuk mengubah posisi jadi duduk bersandar pada penyangga dari tempat yang kugunakan untuk tidur.

Dia menggerakkan bibir, seperti berucap. Tapi aku hanya menggeleng, tidak mendengar apapun.

Dia diam sejenak, lalu menepuk jidatnya. Sesegera mungkin dia menarik kertas yang sudah digunakan untuk menulis dan pena di atas meja.

Dia menulis,
Aku Niall, teman Justin.

Aku mengangguk, ingin membentuk huruf 'o' pada mulut tapi terhalang alat.

Kalau dia teman Justin, kemungkinan dia manusia.

Manusia bernama Niall itu menulis lagi,
Siapa namamu?

Aku ingin menulis untuk menjawab, tapi tanganku terasa sakit akibat sesuatu yang menembus di pergelangan tanganku. Jadi aku hanya menatap Niall.

Dan saat aku mendongak. Aku melihat Justin yang baru saja membuka pintu. Dia membawa sesuatu. Benda itu tertutup plastik berbentuk kerucut dengan sudut di bawah. Benda itu berwarna-warni.

Justin menghampiriku. Sebelum dia berada tepat di sampingku, dia menepuk bahu Niall. Aku tidak mengerti kenapa Justin mrlakukannya.

Justin duduk di tepi ranjang. Dia memandangku dengan mata yang berbinar. Terlihat manis sekali.

Justin mengambil kertas bekas dan pena lalu menulis,
sudah kenal Niall?

Setelah membaca, aku menatap Niall. Dia tersenyum untuk kedua kalinya. Lalu mataku beralih menatap Justin, lebih tepatnya pada benda yang ia bawa.

Justin mengikuti arah pandangku. Lalu Justin menulis di kertas tadi,
Ini bunga.

Justin tersenyum saat aku selesai membaca lalu menatap manik matanya.

Entah kenapa. Meskipun terhalang alat di hidung dan mulutku, aku bisa tersenyum.