"I'm happy for you."
Kalimat itulah yang Jason bisikkan pertama kali pada Abigail saat dirinya menginjakkan kaki di abad tujuh belas, setelah dua tahun lamanya menghilang dari hadapan Abigail.
Abigail sendiri tersenyum karena kedatangan Jason yang tiba-tiba. Abigail juga mengatakan bahwa dia senang untuk semua keputusan yang mereka ambil, meski awalnya menyakiti hati.
Kini, keduanya merasakan kebahagiaan itu.
Jason mengulurkan tangannya, yang disambut hangat oleh Julius. Perasaannya kian membaik melihat Julius memperlakukan Abigail dengan kasih. Jason melihat dengan jelas bagaimana Julius mengecup rambut Abigail dengan sayang saat pertama kali dirinya masuk ke istana. Jason melihat bagaimana mata Julius tidak dapat lepas dari wajah Abigail yang tersenyum. Jason juga melihat binaran mata Julius saat melihat bayinya dan Abigail tertawa.
Jason merasa sangat lega melihat kelayakan yang Abigail terima dari Julius. Jason tidak salah melepaskan Abigail untuk seseorang seperti Julius. Meskipun awalnya Jason mengira Julius adalah sosok arogan. Tapi jauh di dalam sana, Julius adalah pribadi yang penyayang dan penuh dedikasi.
Suara ketukan sepatu berhak tinggi memotong percakapan ringan antara Jason dan Julius. Keduanya menoleh secara bersamaan.
Di ambang pintu, tampak Anna dengan gaun ball berwarna biru muda. Istri Jason itu tampak menawan dengan gaun barbie yang melekat sempurna ditubuhnya. Riasan natural yang tidak menghilangkan kesan anggun di wajahnya. Tatanan rambut yang digulung tinggi. Juga senyum yang menggetarkan hati Jason.
"Wow ... just wow!" puji Jason.
Sedangkan Julius sendiri bertepuk tangan kagum.
Anna tampak merona dengan tatapan yang Jason berikan.
"Berikan tepuk tangan untuk puteri Abigail yang telah merias puteri Anna," ujar Abigail, terkekeh kecil.
Jason menatap Abigail bergaun merah muda di samping istrinya, sama seperti saat matanya melihat Abigail untuk kali pertama. Mata violet yang tidak pernah luput dari mimpi-mimpinya.
"Sunflower."
Jason menunduk hormat pada Abigail sambil menyodorkan setangkai bunga matahari.
Untuk beberapa detik, Abigail membisukan mulutnya. Enggan, dia menerima bunga itu sambil melirik Anna yang tersenyum manis.
Anna menggumam okay. Begitu juga Julius yang mengangguk tak apa.
"Sepertinya pestanya akan segera dimulai, lebih baik kita turun ke hall utama."
Jason tersenyum. Menarik napas panjang. Dirinya menyimpan jauh di lubuk hatinya. Perasaannya, juga kebahagiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKPACK
FanficJustin Bieber fan fiction Aliena mendongak menatapku. "You taught how to dream and how to love. Stay in my backpack. Forever." Aku mengucapkannya tanpa suara. Mungkin kalimat ini yang ada selain kalimat bahwa aku terluka olehnya. "My planet's outsi...