Dentingan penunjuk arah jam terdengar nyaring, memenuhi area landas pesawat. Tapi tidak satupun yang menutup telinga ketika suara dentingan memekakan telinga. Mereka menyugesti diri. Mereka memiliki suara masing-masing dalam telinganya. Suara batin yang keras untuk mereka dengar masing-masing.
Mereka takut, gugup, dan cemas. Menunggu sepasang makhluk yang sedang dilanda asmara untuk pulang kembali.
Tidak ada yang tahu pasti, bagaimana rupa dari seorang pria sekarang. Tidak ada yang tahu pasti, apa mereka berhasil sampai sesuai titah pada garis bintang atau tidak. Dan tidak tahu pasti, raut apa yang akan ditunjukkan ketika kedua insan tersebut menapaki jalanan landasan ketika keluar dari pesawat.
"Them."
Satu suara. Hanya satu suara anak kecil yang mampu menggugah ribuan makhluk untuk terbangun dari kegugupan dan suara batin mereka.
Kini, mereka bersorak. Bertepuk tangan untuk pasangan pertama yang landas ke planet mereka. Pasangan pertama di hari ini untuk mengawali hari dimana upacara pernikahan di mulai secara serentak bagi mereka yang baru saja pulang.
Pintu pesawat milik pasangan pertama terbuka lebar. Tampak laki-laki dan perempuan dengan pakaian khas manusia bumi. Mereka tersenyum bahagia, saling menautkan tangan. Menatap satu sama lain dengan cinta. Dengan banyak pengharapan dan banyak keinginan yang kelak, mereka harap akan terkabul.
Mereka mulai berjalan. Menapaki jalanan dingin tanpa balutan alas kaki. Kemudian, tampak selaput pada tangan yang tertaut. Kromosom ke empat puluh sembilan dan lima puluh menampakkan keberadaan mereka. Kromosom mereka bisa bersatu. Tampak sangat cocok. Yang memang semestinya cocok.
Meriahnya landasan tersebut diringi suara trompet yang bersahut-sahutan. Ditambah sorak sorai dan tepuk tangan lautan makhluk seperti manusai. Untaian-untaian kata magis meluncur dari siaran pemancar. Mendeteksi, apakah mereka benar-benar kaum dari Zhinus.
Mereka, makhluk Zhirlon, makin memberikan sorakan terbaik dan terkeras mereka ketika didapati dua pesawat lainnya mendarat dengan sempurna, tepat di titik landasan.
Akhirnya mereka pulang dengan menyelesaikan misi mereka.
X7iyR tersenyum sedih. Melihat dari kejauhan akan kepulangan mereka.
"Lalu, kapan giliranku? Aku sudah rindu, X5iyR."
***
sesuai janji :)
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKPACK
FanfictionJustin Bieber fan fiction Aliena mendongak menatapku. "You taught how to dream and how to love. Stay in my backpack. Forever." Aku mengucapkannya tanpa suara. Mungkin kalimat ini yang ada selain kalimat bahwa aku terluka olehnya. "My planet's outsi...