Ibunda dari X7ijR merapikan pakaian anaknya dengan lembut dan hati-hati. Dia menusukkan pengait jarum di bagian belakang pinggang pakaian anaknya agar terlihat lebih rapi karena baju yang dipakai nampak terlalu.
W1ijL, ibu X7ijR tersenyum manis mendapati anaknya yang menunjukkan raut gugup yang sangat kentara.
Hari ini, usia X7ijR menginjak usia dua tahun. Artinya, dua tahun setelah dilahirkan oleh ibundanya, sang anak harus menghadiri upacara. Upacara yang mana akan menentukan kehidupan kelak di masa depan yang dilakukan tiap hari oleh tiap orang yang berbeda. Upacara yang akan menunjukkan siapa pendamping untuk meneruskan generasi selanjutnya. Upacara yang menurut garis bintang adalah takdir hidupnya.
"Tidak perlu gugup."
W1ijL mencoba menenangkan X7ijR dengan cara memeluk anak satu-satunya itu sambil membelai sayang rambutnya. Wajah X7ijR ditenggelamkan ke bahu sang bunda, mencoba menetralisir perasaan takut yang berkecamuk di hatinya.
Di usianya yang baru menginjak dua tahun, dia sudah bisa berpikir di luar batas kenormalan. Anak kecil itu terlalu banyak berpikir, sehingga jarang mau makan. Dia cenderung menyibukkan diri di dalam bangunan-bangunan menjulang tinggi yang berisi video dan alat-alat pembelajarn. Tidak jarang bundanya gelisah sampai ke sana kemari mencari anaknya yang tiba-tiba pergi belajar tanpa pamit.
Di usianya yang masih dua tahun.
Dia sudah memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi dari upacara bintang ini. Upacara yang membuat X7ijr ngeri sendiri melihat banyaknya kaum hawa merasa terpuruk untuk menunggu usia yang sudah digariskan bintang untuk menemui belahan jiwanya.
X7ijR takut. Sangat takut kalau dirinya tidak bisa bangkit dari keterpurukan untuk menunggu selama dua puluh satu tahun. Waktu selama itu hanya berisi keterpurukan, rasa rindu yang menggebu dan rasa marah tak sabar menunggu waktu tiba.
Jika dirinya harus di hadapkan pada ribuan orang untuk diisi kromosom buatan baru, dia akan sangat gugup. Ibundanya bilang, tidak akan sakit. Tapi X7ijR sendiri pernah menyaksikan bagaimana kromosom yang sangat kecil dimasukkan melalui mulut dan masuk kerongkorangan, sehingga kromosom itu akan mencari jalan sendiri menuju tempat yang sudah digariskan bintang. Terlihat menyakitkan di matanya.
Semua itu dilakukan setelah bintang sudah jatuh dan tanpa sadar mereka akan saling berdekatan dengan siapa yang sudah ditakdirkan. Sehingga mereka memiliki perasaan yang kuat satu sama lain. Hingga tiba waktunya mereka berpisah dengan menghilangkan berbagai ingatan mengenai tiap pasangan agar keberadaan makhluk Zhirlon tidak diketahui keberadaannya oleh manusia.
Ibundanya sering membelai rambutnya sambil menceritakan bagaimana proses panjang sebelum dirinya bertemu dengan sang ayah, W7iyL, sebagai cerita pengantar tidur.
X7ijR sendiri mengerti wanita di depannya ini adalah sosok yang teguh. Memilih menghabiskan waktu menunggu dengan membaca ribuan tulisan cetak yang kini telah disimpan rapi menjadi sebuah ruangan dengan etalase buku yang tinggi. Dan perlu perjuangan keras menemukan belahan jiwanya di bumi. Bahkan harus rela mengarungi benua yang berbeda karena ketidak tahuan komunikasi. Dirinya takut jika tidak bisa setegar ibundanya.
Suara dentuman meriam menggugah X7ijR dan W1ijL dalam pelukan hangat itu. X7ijR merapatkan pelukannya. Tidak mau pergi. Sedangkan W1ijL bisa dengan mudahnya melepaskan anaknya yang terlihat rapuh dari pelukan di lehernya. Di hadapan W1ijL, mata violet X7ijR sarat akan ketakutan. W1ijL mencium kepala anaknya itu.
"X7ijR hanya perlu keluar, berjalan tanpa alas kaki di atas karpet violet dan menaikki pelataran. Tidak sulit."
X7ijR menggeleng, suaranya nyaris tidak terdengar saat bibirnya terbuka. "Takut."
"Begini," W1ijL menggendong X7ijR menuju keluar rumah, sambil berkata, sambil mengecoh anaknya untuk keluar. "X7ijR punya masa depan. Suatu saat X7ijR akan menyatukan diri dengan kaum adam Zhirlon, akan merasakan bagaimana indahnya mengalami jatuh cinta. Meskipun dalam satu paket dengan keterpurukan dan patah hati, semua bisa dilalui dengan kesetiaan."
"Kalau X7ijR gagal?"
Emosi X7ijR kian membaik kala ibundanya membisikan bagaimana bahagianya saat semua terbayar oleh setiap pengorbanan yang diberikan, lalu meletakkannya di karpet violet tanpa alas kaki. Dia harus berusaha. Kini, dirinya berada di barisan paling belakang dari kaum Adam dan Hawa yang memiliki kesamaan waktu kelahiran.
"Aku coba."
W1ijL dapat tersenyum tenang. Anaknya dengan sigap, berjalan di atas karpet bersama yang lainnya. Dipandu pemimpin tertinggi di depan dan gemuruh kilat berwarna warni yang menyambar. Juga sorakan bibir makhluk Zhirlon. Karena ketika upacara penentuan takdir dilaksanakan, banyak pasangan akan pulang dari bumi dengan tawa bahagia masing-masing untuk pengorbanannya yang terbayar.
***
Hab
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKPACK
FanfictionJustin Bieber fan fiction Aliena mendongak menatapku. "You taught how to dream and how to love. Stay in my backpack. Forever." Aku mengucapkannya tanpa suara. Mungkin kalimat ini yang ada selain kalimat bahwa aku terluka olehnya. "My planet's outsi...