Selesai mengenakan pakaian yang nyaman di tubuhku, aku membuka pintu kamar mandi. Makhluk yang tadi memeluk saat aku menangis sedang duduk menekuk lutu di tepi tempat yang kugunakan untuk tidur. Jemarinya yang berisi menyentuh layar digital pada benda persegi berukuran kecil berkali-kali.
Sepertinya dia menyadari kalau aku sudah selesai membasuh diri. Lantas, dia tersenyum dan meletakkan kedua kakinya di lantai, dia masih duduk di sana. Dia meletakkan benda kecil persegi yang tadi dipegang di sampingnya lalu menepuk tempat kosong di sampingnya.
Aku mengangguk dan berjalan mendekat. Aku tidak tahu hipotesaku benar atau salah tentang makhluk itu menyuruhku duduk di sampingnya. Tapi sepertinya benar, karena saat aku duduk di sampingnya, makhluk itu tidak menunjukkan ekspresi heran atau kesal.
Aku menatapnya cukup lama, dia juga. Sampai akhirnya dia mengambil secarik kertas dan benda panajng berwarna biru. Benda panjang itu menggores di kertas dan membentuk tulisan yang aku mengerti.
Namaku Justin Bieber. Panggil aku Justin.
Aku menatap makhluk itu lagi, beberapa detik kemudian aku mengambil benda panjang yang ia gunakan untuk menulis di tangannya. Aku menunjukkan benda panjang yang kugenggam tepat di depan wajah makhluk yang menyebut dirinya Justin. Aku ingin tahu benda apa ini.
Justin tersenyum, dia merebut benda panjang itu dan menulis di kertas tadi,
Ini pena.
Aku membulatkan bibirku membentuk 'o' sambil mengangguk berkali-kali. Aku merebut benda yang dia sebut pena, lalu menulis di kertas yang sama dengan yang Justin gunakan untuk menulis tadi,
Jadi, kamu makhluk Justin?
Justin mengerjap, lalu mulutnya terbuka lebar. Dia tertawa. Aku merasakan sesuatu yang mendesak di dada saat melihatnya tertawa. Juga aku merasakan mataku yang berbinar memandangnya. Aku tidak dapat mendengarnya, tapi aku yakin suaranya merdu.
Justin menggeleng setelah berhenti tertawa lalu menulis,
Aku manusia.
Untuk kesekian kalinya aku mengangguk. Aku pernah membaca tentang manusia di salah satu buku tebal. Manusia adalah makhluk penghuni bumi. Aku mengingat sebentar isi buku tersebut, dan saat aku mengingat isi buku tersebut, aku menelan ludah panik. Dalam buku tersebut, bumi adalah tempat dimana hanya ada gas beracun dan makhluk bumi atau di sebut manusia. Gas beracun dihasilkan oleh tekhnologi manusia itu sendiri.
Baiklah. Aku mulai mengingat sedikit.
Aku meminta pena pada Justin, dia memberikan, lalu aku menulis,
Aku X7ijR. Makhluk Zhirlon, planet Zhinus dari galaksi Wima Sakti.
**
Tertawalah sesuka hatimu. Ini geli banget astagaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKPACK
FanfictionJustin Bieber fan fiction Aliena mendongak menatapku. "You taught how to dream and how to love. Stay in my backpack. Forever." Aku mengucapkannya tanpa suara. Mungkin kalimat ini yang ada selain kalimat bahwa aku terluka olehnya. "My planet's outsi...