2. Fakta

7.1K 857 343
                                    


Pantas saja mereka semua terkejut melihat kejadian itu, karena mereka belum mengetahui bahwa Qia adalah adik kandung dari seorang Siddiq si cowo most wanted seantero sekolah. Akhir-akhir ini sering dibicarakan, bahwa Siddiq mempunyai adik perempuan yang juga bersekolah di SMA Pelita Bangsa.

Sidqiamara Yusuf Gifari adalah adik kandung dari Siddiq Yusuf Gifari. Si cowok cool nan keren idaman para siswi Pelita Bangsa, membuat para kaum hawa yang melihat dirinya langsung, bisa mendadak mati suri.

Mereka hanya berjarak dua tahun, sehingga sekarang Siddiq duduk dibangku SMA kelas tiga dan Qia dibangku kelas sepuluh.

Qia menatap kaget seseorang yang berdiri tepat di depan mejanya kini. "Ah! Yang bener aja napa, kan Pak Jasman lagi pulang kampung jadinya gak bisa jemput ntar," jawab Qia mendongak dengan malas. "Terus nanti gue pulang bareng siapa dong? Masa iya gue harus pulang naek kaki, kan capek gila, tega banget!" ucapnya menaikkan nada bicara satu oktaf lebih tinggi.

Siddiq mendengus, "gak lah o'on. Lo kan bisa pulang bareng...." ucap Siddiq menggantung seraya melirik Raafi yang masih berdiri di sampingnya sambil memainkan ponsel sedari tadi.

"Yap ... bareng Raafi aja!"

"APA!!" Sontak Raafi dan Qia menjawab bersamaan. Tampak raut wajah terkejut di wajah Raafi, tetapi seketika kemudian ia bisa menormalkan kembali.

"Ah gak-gak! Mending gue jalan kaki aja udah daripada harus barengan ama dia!" sungut Qia menatap jijik arah Raafi.

"Hah! Oh terserah," balas Raafi dengan nada entengnya. "Ya kalau gue sih oke-oke aja, gatau deh sama tuh orang." Raafi melirik Qia.

"Najis! Lo pikir gue mau apa barengan ama lo yang nyebelinnya tingkat dewa Yunani!" balas Qia tak terima.

"See?" ucap Raafi acuh, walau wajahnya masih terpaku pada layar ponselnya.

Siddiq berdecak, "keputusan gue gak bisa diganggu gugat," sambung Siddiq menatap Qia. "Lo tetep harus pulang bareng Raafi, Qi!"

Tak henti-hentinya seluruh siswa yang berada dikantin menatap mereka yang sedang bercengkerama terlihat sangat ganjil.

Siddiq tersenyum senang.
"Qia, kali ini lo nurut ya ama gue?" tanya Siddiq dengan wajah memohon andalannya.

Qia hanya terdiam sambil meminum jusnya kembali dan tak membalas pertanyaan Siddiq. Ia hanya diam sambil menyesapi rasa jus di hadapannya itu.

"Yes! Diam tandanya iya!" ucap Siddiq senang. "Thanks Raaf, lo udah mau nolongin gue. Soalnya gue ntar mau pergi dulu bareng Alea. Tumbenan tuh anak minta di temenin," jelasnya.

Raafi berdecak, "iya-iya yang udah taken, yang jomblo bisa apa?"

"Sama adek aja gimana, bang?" goda Nysha yang tak punya malu itu.

Langsung mendapat pelototan tajam dari Qia, "jijik Ca!"

Mereka hanya tersenyum dalam diam. Lalu, Siddiq dan Raafi pun berlalu pergi meninggalkan meja Qia dan sahabatnya.

TET ... TET ... TET...

Selang beberapa menit dari kejadian tadi, akhirnya pun bel masuk dibunyikan. Seluruh siswa yang berada di kantin segera masuk menuju kelas.

Qia dan teman-teman lainnya berjalan bersama menuju kelas. Namun raut wajah mereka tak henti-hentinya menampilkan wajah penasaran dan meminta penjelasan pada Qia saat mengetahui berita di kantin tadi.

"Eh lo kok gak bilang sih kalo lo adiknya kak Siddiq?!" umpat Valen dengan histerisnya.

"Jadi, ini yang kamu bilang satu hal penting lagi yang belum kita ketahui tentang kamu?" sambung Ardilla.

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang