Coba deh dengerin lagu ini sambil baca cerita part ini, dijamin...au ah!
I know I can treat you better!
***
Ketika mereka sudah tiba di kantin, Qia sempat melirik Raafi yang tengah berada di mejanya yang seperti biasa ia duduki bersama Siddiq. Begitupun dengan Raafi yang melempar pandangannya ke arah Qia yang baru memasuki kantin. Qia hanya menatap Raafi acuh.
Berubah lagi dah tu sikap si curut.
"Yaelah diliatin mulu adek gue, dideketin juga kaga, hahaha...." Siddiq mencemooh.
"Ya goblok! Gimana gue mau ngedektin, orang dia dingin gitu ke gue."
"Jangan pernah nyerah! Gue juga gitu kok buat dapetin Ale. Ale mah sebelas dua belas sifatnya ama Qia," sambungnya sambil menepuk-nepuk bahu Raafi pelan.
Raafi tertawa kecil mendengarnya.
Saat Qia dan para sahabatnya sudah mendapatkan makanan masing-masing, mereka pun hanyut ditengah-tengah pembicaraan yang asyik.
Sedari tadi Raafi hanya memperhatikan Qia dari kejauhan saat melihat moment dimana Qia bisa tertawa lepas.
"Eh Qi," ucap Valen, "lo kalung baru ya?" tanyanya seraya memperhatikan kalung yang berada di leher Qia.
"Wuiih si Curut tumbenan mau pake kalung, biasa juga pake tali rafia buat lehernya," sahut Keyra dengan mulut yang masih dipenuhi dengan bakso.
"Lo pikir dia kaya elo yang pake serabut tunggang!" balas Nysha ketus.
"Hooh!" Qia hanya bergumam tanpa ingin berkutik dari aktivitas memakan mie ayamnya itu.
"Dikasi Raafi ya?" goda Ardilla.
"BIG NO!" sergah Qia dengan cepatnya dengan mulut yang masih dipenuhi dengan sisa mie ayam.
"Anjirr tayi kucing! Si Curut jorok bangsat. Muncrat-muncrat bego mie-nya!" sungut Nysha sambil membersihkan noda hasil cipratan dari mulut Qia di seragamnya.
"Habisnya ... dibilang dari Raafi! Ya gue gak suka lah!"
Ardilla menaikkan kedua alisnya. "Terus?"
Qia minum sejenak, "Ini tuh pemberian nenek gue. Cantik kan? Kaya gue," jawab Qia menaik-turunkan alisnya.
"Eheem...." suara Ifa membuyarkan semua aktivitas mereka yang tengah berada di dalam kantin.
Kini semua mata hanya tertuju pada kedatangan Ifa yang berdiri di depan pintu kantin.
Ifa menatap Qia dengan tatapan meremehkan saat melihat Qia juga menatap dia balik. Sekilas Qia melihat jaket yang berada di genggaman Ifa lalu ia langsung membuang arah mukanya.
Ifa pun berjalan melewati meja Qia dan hendak menghampiri meja Raafi dan Siddiq yang berada di ujung sana.
"Hai, Raafi ... hai, Siddiq!" sapa Ifa kepada mereka.
Mereka yang disapa pun hanya acuh, tak menganggap kehadiran Ifa. Ifa hanya tersenyum kecut melihatnya.
"Hm ... nih gue mau balikin jaket lo!" Ifa menyodorkan jaket itu kepada Raafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You! √
Teen FictionApa perasaan mu jika kamu terus-menerus didekati oleh Sang cowok populer yang diidamkan para perempuan-perempuan di sekolah? Senang bukan?! Tapi tidak dengan Qia! Si cewek cuek nan dingin yang membenci Raafi, si cowok populer nan ganteng ini! Namun...