15. Perubahan ?

2.5K 348 50
                                    

Jika boleh aku memilih antara pilihan atau takdir ...
Mungkin, aku lebih memilih pilihan yang ditakdirkan Tuhan untukku.

####

Selepas keluar dari toilet tersebut, Qia masih terus saja memegangi pipi nya yang memerah akibat tadi, ia berjalan menelusuri koridor kelas 12 yang hendak menghantarkan nya pada kelas nya sendiri.

Ia tak habis pikir, pertama kali dalam hidupnya untuk ditampar sebegitu kejamnya hanya karena seorang cowok yang tak pernah singgah sedetik pun dibenak nya. Segitu berharga kah si cowok sampai harus membuat seorang Qia memperjuangkannya, impossible!

Tapi, nasi sudah menjadi bubur, sekuat apapun untuk Qia menolak kenyataan yang baru saja ia mulai, mulai untuk berjuang mempertahankan harga dirinya dengan cara mempertahankan Raafi. Ya, seorang Raafi Alvaro yang sejak awal masuk sekolah sudah dianggapnya rival abadi.

"Lo kenapa?"

"Pipi lo merah kunyuk!"

"Bengkak lagi.."

"Habis ngapain Qi?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari sahabatnya diberikan untuk Qia yang baru saja mendaratkan pantat di atas kursi tempat duduk nya.

"Sssttt...!" tukas Qia, "jangan kenceng-kenceng ngomong nya pe'a!"

Mereka segera menutup mulut. "Gue habis main kelereng ama Ifa," jawabnya santai.

Nysha menoyor kepala Qia dengan sarkas, "serius kunyuk!"

"Main kelereng? Di toilet? Emang bisa?" tanya Keyra tanpa merasa berdosa.

"What the hell!" Valen menggeram, "ck!"

"Serius Qia, kamu habis di tampar 'kan sama Ifa?" tebak Ardilla.

Qia menyunggingkan senyumnya. "Eh bego, gimana ceritanya?" sahut Nysha terlebih dahulu.

"Tadi itu tiba-tiba Ifa dateng nyamperin gue di toilet, dan langsung nampar gue, katanya sih itu peringatan buat gue jauhin Raafi---"

"Lah? Tadi lo bilang habis main kelereng bareng Ifa, bohong aja lo, ck!" Keyra tak terima.

"Tahan gue Val, tahan tangan gue buat ngebacok dia!" Emosi Nysha sepertinya hampir saja meluap jika Valen tidak benar-benar menahan lengan Nysha untuk diam.

"Diem dulu deh!" hardik Ardilla, serentak membuat ke empat nya melongo. "Lanjut."

"Ya..gitu deh," sambung Qia santai.

"Minta digampar lagi nih anak!" sungut Nysha.

Qia menyeringai, "kata nya sih gue disuruh jauhin Raafi, terus gue ngelawan dia, eh dia nampar gue, ya gue gak terima lah! Gue bilang aja, kalo dia berani ngambil Raafi dari gue, gue gak akan tinggal diam." tutur Qia menjelaskan.

Ke empat sahabatnya senyum-senyum dalam diam. "Kenapa?" tanya Qia dengan wajah datar.

"Ciee..akhirnya gak rela juga Raafi diambil nenek kupret itu," goda Valen.

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang