30. Tamu Tak Diundang

2.7K 288 84
                                    

Aku tuh cuek, kalau aku care berarti kamu spesial.

***

Pagi yang hangat menyapa Qia untuk harus berangkat ke sekolah. Tidak seperti biasanya, Qia kembali harus berangkat bersama Siddiq.

"Hati-hati di jalan, Diq!" titah Yusuf saat mereka hendak berangkat.

"Aman, Pa," jawab Siddiq mengacungkan jempol mengarah keluar jendela mobil. "Woi Tong, gue jemput Alea dulu ya," ujarnya pada Qia yang berada di samping kemudinya kini.

"Rempong amat idup lo nyet."

Siddiq segera melajukan mobil yang ia kendarai keluar rumahnya.

Ia melirik Qia yang berada di sampingnya, "yah namanya juga cowo, musti rela buat yang tersayang."

"Alay lu tai. Jijik."

"Heh, lo mikir gak? Raafi juga harus gini kali sama lo, tiap pagi dia relain buat jemput lo."

Qia memutar bola matanya jengah, "gue 'kan gak nyuruh juga."

"Dasar botak! Gak peduli amat jadi cewe! Tapi lo udah jadi cewe dia sih ya."

Qia hanya diam. Pikirannya kembali menerawang soal kejadian tadi malam yang ia rasakan bersama Raafi.
Gue nyatain perasaan ke Raafi? Aahk.

Saat mobil mereka telah sampai di depan pagar bercat coklat menjulang tinggi itu, Siddiq bersuara, "Nyet, pindah belakang gih. Alea di depan."

Selanjutnya Qia bersumpah serapah terhadap Siddiq yang akhirnya ia pindah ke belakang. Alea pun masuk ke dalam mobil dengan gaya yang sungguh cantik.

Menurut Qia, Alea sangat cantik natural dengan rambut yang dibiarkan digerai hingga ke bahu dan tanpa polesan make-up apapun. Ya, walaupun Alea adalah seorang kapten pemandu sorak di sekolahnya, tetapi Qia tak menemukan secuil gaya sombong didiri Alea. Berbeda dengan Ifa, pikirnya.

"Hai Qia, udah lama banget kita gak ketemu. Terakhir tiga minggu yang lalu, ya?" ucap Alea seraya terkekeh.

"Eh iya," jawab Qia ringan.

Ini adalah kali kedua Qia bertemu dengan Alea. Selain Alea yang sibuk di sekolahnya, Qia pun enggan bersama dengan Siddiq.

Siddiq pun melanjutkan perjalanan mereka menuju sekolah. Tentunya sekolah Alea.

"Le, lo tau 'kan Raafi, dia cedera noh kemarin," ucap Siddiq memberitahu.

"Hah? Raafi sahabat karib lo? Kok bisa?"

"Ada yang curang gitu kayanya, lagian dia gak fokus juga si."

Alea menautkan dahinya, "kenapa coba?"

Siddiq menghela napas singkat, "gara-gara Curut Bandel sih ya."

Qia membulatkan matanya, "oh God! Gue diem dari tadi, Diq."

Siddiq terkekeh, "gue salah apa?"

Alea bingung, "jelasin coba ke gue, gue masih gak paham nih."

"Gak usah dipahami, haram," balas Qia asal.

Siddiq terkekeh, Alea tersenyum, Qia menderita.

"Jadi ada yang main curang gitu ke Raafi, ya akhirnya dia cedera deh," tutur Siddiq.

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang