29. Still The One

2.6K 286 102
                                    

Jangan pernah ngeremehin secuil rasa kangen!

Putar video di mulmed dah, cocok banget sama part ini!1!1!

***

"Baru sebentar dia pergi, gue udah kangen aja," gumam Raafi menatap nanar luar jendela.

"Siapa suruh ngusir dia?" sahut Siddiq yang tengah asik menatap layar ponselnya.

"Udah terlanjur kecewa, Diq."

Siddiq mendengus kasar. "Masalah sepele. Dia juga udah jelasin kan kenapa gak dateng."

"Bukan masalah sepelenya, gue cuma butuh dianggap sama dia."

"Dan sekarang, dia udah tulus ada buat lo. Dia lebih nganggep lo nyata."

"Diq," panggil Raafi. Siddiq hanya bergumam malas tanpa ingin beralih dari layar ponselnya.

"Tadi itu.. Qia sedih banget ya? Gue jahat ya?" Raafi menatap nanar jendela luar. Mengingat kembali bagaimana ia memperlakukan Qia tadi.

Siddiq beralih menatap Raafi intens. "Lo tuh bego banget ya? Sebelumnya dia belum pernah nangis-nangis alay kaya gitu soal cowo!"

Raafi membulatkan matanya melihat Siddiq, "Itu frontal, suer!" Ia mengangkat dua jari tangannya menghadap Siddiq yang tengah duduk di sofa ruangan tersebut.

"Oh iya," Siddiq bangkit dari duduknya menuju ranjang Raafi. "Lo tau--"

"Nggak."

Siddiq menoyor kepala Raafi dengan kesal. "Belom selese bego!"

Raafi hanya bergumam malas, "cepet, apaan."

"Tadi Qia dilabrak ama Ifa."

Sontak Raafi terkejut mendengar ucapan Siddiq barusan. "Kenapa?!"

"Lo tuh ya! Tadi, sebelum lo bangun dan nyuruh Qia pulang onoh," sahut Siddiq menaikkan satu oktaf nada bicaranya. "Mereka lagi debat buat ngedapetin lo. Pake nyuruh Qia ngejauhin lo lah, gara-gara Qia lo beginilah, and bla-bla-bla lainnya yang dibilang si Ifa."

"Hah?!" Raafi membulatkan matanya, "Qia debat sama Ifa buat ngedapetin gue nih? Demi apa? Tahan gue buat gak melayang sekarang!" Ia tersenyum geli.

"Najis!" Siddiq menoyor kesal Raafi, "seneng, ya?! Tapi kenapa tadi lo buat dia sedih bego! Bego kuadrat!" cecar Siddiq.

"Gue nyesel."

"Dia ditampar dua kali ama Ifa! Sumpah gue geram banget liat Qia digituin sama Ifa."

"APA?! Lancang banget si Ifa. Kapan? Dimana?"

"Lagu Ada Band ya? Judulnya.. gue lupa--"

"SERIUS, DIQ!"

Siddiq terdiam, "oke-oke ampun! Gue takut kalo abang Raafi mulai marah."

Raafi menatap tajam Siddiq. "Sebelum lo bangun, Ifa ngelabrak Qia di taman rumah sakit. Untungnya adek gue pemberani."

"Gak bisa dibiarin nih si Ifa."

"Terus, Qia juga nyangkanya lo marah ama dia. Padahal dia udah mulai tulus cinta ke elo, katanya."

"Oh ya? Aaah Qia so sweet!"

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang