25. Rasa Itu

2.5K 302 67
                                    

"Sejak kapan disana?" tanya Qia saat melihat Raafi tengah santai memandanginya dari arah samping.

"Tadi,"

Qia ber-oh ria. "Yuk, ke ruang basket," ajak Raafi sambil menggandeng tangan Qia.

Ia segera menepis tangan Raafi cepat, "biasa aja! Mau modus 'kan lo?" tanya Qia menatap wajah Raafi tajam.

Raafi berdecak, "yakali sama pacar sendiri dikatain modus." Ia kembali menggandeng tangan Qia. Dengan cepat pula Qia menepis kembali genggaman Raafi.

"Nggak ya enggak!" Qia melototkan matanya menatap Raafi.

"Gak takut!" Raafi menggandeng Qia dengan cepat, dan sekuat tenaga ia menahan tangan Qia agar tak terlepas kembali.

Qia menatap Raafi jengah, "maunya apa sih ni Onta!"

"Maunya aku, kamu tuh diam."

Qia terdiam menatap Raafi.

Merekapun berjalan beriringan melewati lapangan dengan tangan yang saling menggenggam seraya menuju ruang basket yang berada tak jauh dari sana. Ternyata masih banyak juga siswa-siswi yang belum pulang. Banyak tatapan tidak suka menatap keduanya dan banyak juga yang terkesima melihat Raafi bersama Qia.

"Hai kak Raafi," sapa salah satu siswi yang masih berada di sana.

Raafi tersenyum, "hai."

"Tebar pesona ew!" sungut Qia yang berbicara pada dirinya sendiri.

Raafi terkekeh mendengar celotehan Qia tersebut. Ia hanya diam mendengar Qia yang masih merutuk pada dirinya sendiri, tak bisa diam selama menuju ruang basket.

"Gue tunggu di luar aja," ucap Qia saat mereka telah sampai di depan ruang basket tersebut.

"Yakin? Kenapa gak mau masuk?"

"Gak, palingan disana ada Ifa."

Raafi mengangguk. "Nah.. mending gue di luar aja," sahut Qia meyakinkan.

"Kan ada Ifa obat penyemangat lo latihan, dia 'kan kapten cheers," sambungnya.

"Tapi kan--"

"Udah sono!" Qia mendorong Raafi masuk menuju pintu. "Semangat ya latihannya! Aku menunggu kamu loh di luar sini! Menunggu tidaklah mudah!" ucap Qia semangat.

"A-apa? Kamu? Replay dong," pinta Raafi manja.

"Jijik Raaf! Udah sana!"

"Tungguin akang ya neng!" Raafi mengedipkan sebelah matanya menatap Qia sebelum masuk ke ruang basket.

Qia memutar bola matanya malas menatap Raafi.

Dia pun segera menuju tempat duduk yang tak jauh dari ruangan basket itu, sambil memainkan ponselnya.

LINE

Sambalado

IchaNafisha : cie besok pertandinga basketnya, dd harus bangun pagi-pagi buat nyemangatin aa Siddiq

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang