Pagi yang indah untuk memulai segala aktivitas karena cuaca tidak begitu dingin dan juga tak begitu panas. Siddiq dan Qia baru saja melangkahkan kaki memasuki lobi sekolah.
"Eh dek," ucap Siddiq memberhentikan langkah mereka. "Gue gak bisa anterin lo sampe ke kelas, soalnya gue mau ke ruang basket dulu, gimana?" tawar Siddiq.
Qia membalas dengan anggukan ringan dengan tangan yang masih memegangi jaket Raafi. Siddiq mengacak puncak kepala Qia sebentar, kebiasaannya pada adik semata wayangnya itu, lalu dia pun berlalu dari pergi, hilang dari pandangan saat telah tiba di ujung tikungan.
Saat Qia hendak melanjutkan langkahnya kembali, tiba-tiba saja seseorang telah menghadang jalannya. "Heh lo!" sahutnya.
Qia mendengus malas. "Lah, lo lagi, lama gak jumpa nih! Mau apa lo?" ucapnya enteng kepada orang yang berada di hadapannya kini. Seorang Ifa Secillia, si cewek most wanted yang terbilang glamour nan terlihat cantik itu.
"Aelah kebanyakan bacot ni bocah!" tukas Ifa, "gue ngebiarin lo sama Raafi bukan berarti lo bebas deketin dia! Dan sekarang ... lo jauhin dia!!" bentak Ifa, membuat siswa-siswi yang baru datang maypun yang tengah berada di sana memusatkan perhatiannya pada mereka.
Qia tersenyum merendahkan, "cih! Soal Raafi ternyata, gue pikir apaan coba," jawabnya seringan mungkin. Ini adalah kali kedua Qia dipermalukan dan dibentak kembali dihadapan murid SMA Pelita Bangsa.
"Gak ada pembahasan lainnya gitu selain Raafi-Raafi dan Raafi mulu. Muak gue dengernya!" sambung Qia.
"Najis! Gak usah sok jual mahal deh lo, gue tau lo seneng 'kan deket ama Raafi, tapi mendingan lo ngaca dulu aja, pantas gak sama dia!" Ifa menunjuk-nunjuk wajah Qia dengan amarahnya.
Heboh. Semua siswa telah mengerubungi kedua orang yang tengah adu mulut tersebut. Siapapun mereka, hanya berani melihat adegan dramatis ini.
Qia menyentakkan telunjuk Ifa dari hadapannya, menghela napas panjang. "Jadi lo minta gue jauhin Raafi, gitu?" tanya Qia dengan smirk andalannya.
"Bacot!" Ifa melirik jaket yang berada di tangan Qia, lalu merampas paksa jaket tersebut. Qia hanya diam melihatnya.
Qia tertawa sejenak, "norak lo! Ambil aja, bego!" sambungnya tak peduli dan berangsur jalan meninggalkan tempat berhawa panas itu.
Ifa menggeram saat melihat punggung Qia yang sudah berada jauh dari tempatnya "Awas aja, kalau sampai gue liat mereka barengan lagi, gue nggak akan tinggal diam!" gumam Ifa dengan sinisnya.
***
Menghela napas dalam. Qia baru saja sampai ke kelas dan langsung duduk di tempatnya seraya menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Qia!" sapa para sahabatnya yang telah stay mengelilingi tempat duduk Qia.
Qia hanya bergumam membalas sahutan mereka.
"Lo yang sabar ya," suara Nysha sudah keluar mendahului yang lain.
Seketika, Qia langsung menegakkan kepalany. Ia mengernyitkan dahi sambil mencerna maksud ucapan Nysha tadi.
"Lo pasti bisa!" tambah Valen menyemangatinya.
Keyra hendak mengeluarkan suaranya, hanya saja Qia sudah dulu menatapnya dengan tatapan ingin membunuh. Keyra pun mengurungkan niatnya yang sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You! √
Teen FictionApa perasaan mu jika kamu terus-menerus didekati oleh Sang cowok populer yang diidamkan para perempuan-perempuan di sekolah? Senang bukan?! Tapi tidak dengan Qia! Si cewek cuek nan dingin yang membenci Raafi, si cowok populer nan ganteng ini! Namun...