Terlihat Raafi dan Ifa memasuki gerbang sekolah secara bersamaan. Membuat Qia sedikit kesal dengan apa yang dilihat oleh mata kepalanya. Jujur, sebenarnya ia belum sempurna seratus persen untuk melupakan semua kenangannya bersama lelaki yang mampu membuatnya jatuh kepada hati yang paling dalam seperti ini.
Siddiq yang melihat raut wajah adik kesayangannya seperti itu, ia tahu betul apa yang sedang dirasakan gadis itu saat ini. "Bakal ada badai nih," ucapnya asal sambil mendului jalan Qia.
"Dimana?" tanya Qia heran.
"Di hati lo."
Qia membelalakkan matanya. "alay!" Membiarkan Siddiq mendahului jalannya.
Saat langkahnya sudah memasuki kelas, tampak sudah ada beberapa siswa di sana. Terlebih lagi keempat sahabatnya sudah berkumpul di tempat duduknya. Qia menghampiri mereka dengan wajah yang ditekuk.
"Lo sakit?" tanya Keyra dulu.
Qia hanya menggeleng ringan. "eh-eh, denger-denger, kak Raafi ama si nenek sihir lagi deket, ya?" ucap Nysha, membuat Qia yang baru saja mendengar mendadak terasa mual.
"Bukannya udah dari lama ya deketnya?" tambah Ardilla. Nysha menggeleng keras, "deket yang sekarang itu bedaaa...." balasnya dengan semangat.
"Eh ratu gosip," sahut Valen. "lo kalo mau nge-gosip gak liat sikon apa ya?" Dia melotot menatap Nysha, sambil melirik Qia yang berada di sampingnya.
Dia langsung menutup mulutnya, "oopss...."
"Maafin gue ya," ucap Qia dengan suara parau.
Mereka semua melongo menatap Qia, "buat apa?" Keyra mewakili.
"Semua yang udah ggue lakuin ke kalian...." dia masih menunduk.
Ardilla mengangkat wajah Qia agar bersitatap dengan mereka, "emang lo salah apa ke kita sampai lo segininya?"
"Gue—" dia menunduk lagi.
"Qi, jangan buat gue khawatir. Lo kenapa?" sahut Valen.
"Gue gak cerita sama kalian tentang semua yang terjadi sama gue belakangan ini. Kalian malah taunya dari gosip-gosip kaya gini." Ia merasa sangat bersalah. "Maaf, gue emang bukan temen yang baik."
Ardilla tersenyum, "kamu seperti ini pasti ada alasannya 'kan. Kita-kita juga paham kok apa masalah kamu." Dia mengangkat kembali kepala Qia, "bagi aku, kamu jujur kaya gini dan nganggep kita ada aja itu udah lebih dari cukup menurut gue."
Nysha mengangguk setuju, "apa yang lo lakuin itu semua demi kebaikan lo juga 'kan. Oke! Anggep aja lo lupa ama kita atau ada alasan lain, tapi dengan lo jujur apa yang lo lakuin itu salah aja itu point plus dari sebuah persahabatan."
"Awalnya gue gak suka lo sembunyi-sembunyi dari kita, Qi. Tapi setelah gue paham apa masalah yang lo hadapi, gue sadar kok, kalau lo Cuma butuh waktu sendiri, pikir gue." Valen menambahkan.
"Jadi intinya, kita itu saling jujur?" timpal Keyra. Mereka semua mengangguk. "Gue berasa punya pacar kalau begini, hehe...." tambahnya.
"Dasar jones karatan, ew, jijik," cecar Nysha.
Qia terkekeh, "kalian emang sahabat yang paling ngerti gue." Mereka berpelukan.
***
Saat jam istirahat sudah tiba, mereka bersama-sama berjalan menuju kantin. Tertawa bersama dengan guyonan satu sama lain lemparkan. Hingga mereka duduk di kursi kantin pun masih tampak secercah senyuman yang mereka pancarkan.
Raafi kini hanya bisa melihat senyuman itu sedari jauh. Tetapi tak apa, daripada mengingat gadis itu bersedih karenanya tempo hari, itu jauh lebih menyakitkan. "hai Raafi, hai Siddiq," sapa perempuan itu ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You! √
Teen FictionApa perasaan mu jika kamu terus-menerus didekati oleh Sang cowok populer yang diidamkan para perempuan-perempuan di sekolah? Senang bukan?! Tapi tidak dengan Qia! Si cewek cuek nan dingin yang membenci Raafi, si cowok populer nan ganteng ini! Namun...