14. Peringatan Telak

3K 375 31
                                    

Fill your days with beautiful ideas from my heart is through yours.

*****

"Pagi keluarga ku sayang," sapa Qia dengan bahagia tiada tara.

"Pagi.." jawab Yusuf dan Misyel serentak.

"Setan apa yang memasuki tubuh lo saat ini?" tanya Siddiq heran melihat tingkah Qia yang tidak seperti biasanya, "kesambet cinta 'nya Raafi ya?" Goda 'nya kini.

Qia melototkan mata 'nya melihat Siddiq. "Oke..ampun!" balas Siddiq cepat, tak ingin menerima amukan dari Qia.

"Giliran adik 'nya lesu khawatir, kalau bahagia ditanyain, ck. Aneh kamu Diq." tukas Misyel sambil mengambilkan roti untuk Qia.

"Nah iya, rt Mama nih," balas Qia.

"Rt? Kok nyampenya ke pak Rt sih?" tanya Yusuf.

"Reetweet Papa ku sayang." Qia mendengus.
Anak durhaka!

Ting..Tong..

"Pagi buta gini siapa sih yang mau bertamu?" Misyel segera menuju sumber suara. "Biar saya saja Bi  yang bukain pintunya." ucap Misyel memberhentikan langkah Bi Sari.

"Pagi tante," sapa seseorang saat Misyel membukakan pintunya. Ia hanya menyunggingkan senyum, tau apa maksud 'nya datang kesini.

"Bentar ya," balas Misyel. "Qia!!" pekik Misyel dari ambang pintu. "Pangeran kamu datang menjemput!"

"Uhuk!" Qia terbatuk saat mendengar panggilan dari Ibunya.

"Eheem.." Gumam Siddiq dan Yusuf bersamaan.

Qia mengeryitkan dahi 'nya bangkit dari meja makan hendak ingin menuju TKP.

"Ngapain?" tanya Qia datar.

Misyel hanya menggeleng-gelengkan kepala 'nya melihat tingkah anak bungsu 'nya yang terlalu jutek ini.

"Cari Bi Sari! Pake nanya segala lagi si curut, ya berangkat bareng lah!" sungut Raafi.

"Ooh iya-iya Raaf, tunggu sebentar ya," balas Misyel cepat. "Bi, tolong ambilin tas Qia ya."

Bi Sari pun datang dengan membawakan tas Qia, segera memberikan tas itu kepada empunya. "Makasi Bi," balas Qia.

"Tunggu apalagi?" sahut Yusuf dari arah belakangan.

"Kesambet setan cinta 'nya?" Goda Siddiq sambil melirik Qia yang berada di samping 'nya.

Raafi hanya tersenyum,"Kalau gitu kami pamit dulu ya om, tante, Diq."

"Qia berangkat dulu ya ma, pa." Pamitnya sambil mencium punggung tangan kedua 'nya diikuti oleh Raafi.

"Hati-hati bawa motor 'nya ya Raaf."

"Pasti tan!" jawab Raafi meyakinkan.

Mereka pun berjalan menuju arah motor Raafi yang terparkir aman di halaman rumah Qia.
"Mana?" tanya Raafi.

"Apaan?" Qia balik bertanya.

"Jaket yang gue kasi, kok gak dipake?"

Qia mendengus, "harus?"

"Banget!" balas Raafi cepat, "liat nih," ucapnya sambil menunjuk jaket yang ia kenakan, persis seperti jaket yang ia beri kepada Qia.

"Niat amat lo onta!" tukas Qia, "rempong!" Qia balik menuju arah pintu 'nya yang masih setia dilihat oleh kedua orang tua 'nya dan juga Siddiq.

Raafi hanya tersenyum terus-menerus.

"Ada apa sayang?" tanya Misyel.
"Ada yang tinggal?" Yusuf bersuara.
"Kok belom berangkat?" Giliran Siddiq bertanya.

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang