"Kalian panggil Siddiq, kasi tau dia kalau Qia di UKS," ujar Raafi yang masih panik melihat Qia tak kunjung sadar saat sudah berada di dalam UKS."Ya kak," jawab mereka serentak.
Saat mereka telah berlalu dari hadapan Raafi, ia hanya terlihat gusar. Tak tau harus berbuat apa. Untung saja beberapa menit sesudahnya Siddiq pun datang tergesa-gesa saat mengetahui keadaan Qia kini dan datang ke UKS bersamaan dengan keempat sahabat Qia.
"Kenapa Qia? Kok bisa sih? Ahhkk ... Sial! Mampus gue!" ucap Siddiq bertubi-tubi tak terima.
Raafi hanya melihat Siddiq dengan tatapan iba.
Siddiq melirik Raafi yang tengah duduk di sofa ruang UKS itu. "Ceritain Raaf, gimana bisa dia pingsan begini?"
Raafi pun bersuara dan menceritakan kronologis Qia pingsan seperti apa yang ia lihat.
Mereka hanya bisa duduk diam menunggu Qia sadar. Sebelumnya juga sang penjaga UKS sudah memberikan Qia minyak kayu putih untuk menyadarkannya.
TET ... TET ... TET...
Bel masuk akhirnya berbunyi. Jam istirahat sudah berakhir dan Qia masih belum sadarkan diri.
"Yaudah, kalian masuk aja duluan ke kelas," ujar Siddiq kepada sahabat Qia yang masih setia di UKS.
Mereka mengangguk paham, "kami duluan ya kak."
Raafi dan Siddiq tersenyum menanggapinya.
Mereka berlalu pergi dari ruang UKS itu.
"Dadaah...." Nysha melambaikan tangannya kepada sahabat-sahabatnya yang sudah berlalu pergi.
"Lo kok gak ikut bareng mereka?" tanya Siddiq bingung.
"Lagi nungguin Qia kak," dustanya sambil memasang puppy eyes andalannya.
"BOHONG KAK!" tukas Valen dari arah belakang, "BALIK KAGA LU?! BANDEL YA AMA MAMAK!" Ia berkacak pinggang.
Nysha membulatkan matanya. "Lah-loh-lah ... Ahhkk gagal dah rencana gue!" gumam Nysha tak terima.
Ardilla tersenyum simpul, "maaf ya kak, ada kesalahn teknis. Kami duluan," ujar Ardilla dengan sopannya dan mereka pun berlalu pergi dari sana.
Siddiq dan Raafi tertawa melihat tingkah konyol teman-teman Qia tersebut.
"Lo juga Diq, masuk sono ke kelas! Biar gue aja yang jagain Qia," sahut Raafi dengan menunjukkan kepeduliannya terhadap Qia.
"Lah? Lo gimana? Ga belajar!" balas Siddiq dengan sedikit geram.
Raafi menyeringai, "jangan tanya gue, gampang mah kalo itu."
"Dasar! Bilang aja lo mau deket-deket ama adek gue kan?!" Sahut Siddiq.
Raafi menampakkan lesung pipinya kini, "good boy!"
"Yaudah, gue masuk dulu." Ucap Siddiq dan berlalu pergi.
***
Saat Siddiq berada diluar kelasnya, dia menyempatkan untuk menelpon Misyel dahulu. Ia pun merogoh kabting celananya mencari benda pipih itu disana.
Drr..Drr..
"Halo Ma," ucap Siddiq saat teleponnya tersambung.
"Halo sayang ... ada apa?" balas Misyel.
Siddiq berfikir sejenak,
"Hm ... Ma, Qia tadi barusan pingsan dan sekarang dia di UKS sekolah masih belum sadar kayanya.""Apa? Kok bisa sih Qia sampai pingsan gitu. Kan Mama udah bilang sama kamu buat jagain Qia." Misyel panik. "Yaudah, yang penting Qia udah di kasi obat kan?" ucap Misyel dengan tenang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You! √
Teen FictionApa perasaan mu jika kamu terus-menerus didekati oleh Sang cowok populer yang diidamkan para perempuan-perempuan di sekolah? Senang bukan?! Tapi tidak dengan Qia! Si cewek cuek nan dingin yang membenci Raafi, si cowok populer nan ganteng ini! Namun...