growing up alone

3.6K 160 0
                                    

“ROBEEERRRTTT!” lilly berteriak dan menangis sejadi jadinya , lilly merangkak sebisanya hingga tanganya meraih dada robert lalu memeluknya dalam keadaannya yang cukup lemas karena tubuhnya banyak mengeluarkan darah .

ia tenggelam dalam keputus asaan karena baru saja kehilangan seorang pria yang sangat ia cintai , andaikan waktu bisa diputar sehari sebelum hari ini , ia akan menyiapkan beberapa agen FBI untuk bersiap menghadang serangan yang dilakukan alessandro ini namun ini semua termasuk kelalaianya karena tak bisa berbuat apa apa disaat seperti ini padahal ia adalah seorang ketua dari staff keamanan FBI .

Lilly menangis sejadi jadinya hingga ia pun tak bisa menghirup oksigen karena tubuhnya sangat lemah , ia tau bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena faktor terlalu mengeluarkan banyak darah , terinfeksi dari peluru panas AK47 dan peluru panas itu melukai ginjalnya.

ia memandangi kedua wajah anaknya yang sedang menangis karena baru saja di tinggal oleh papa mereka pada waktu yang tidak tepat , pada waktu yang tidak tepat karena mereka masih membutuhkan kasih sayang orangtua secara utuh .

Ia memegang pipi kanan cleo dengan keadaan tangan yang penuh darah

“cleo harus jadi anak baik kalau mom sama dad udah ga bisa nemenin cleo , cleo harus jadi wanita kuat seperti mom , mom sayang sama cleo”

lalu memegang pipi kanan hans dengan tatapan mata yang masih berkaca kaca .

“hans , jaga adikmu ya . mom tau hans bisa jaga cleo , hans harus bisa jadi pria seperti dad kalau mim sama dad udah ga ada , mom sayang sama hans”

Keadaan lilly makin memburuk setelah ia terlihat untuk kesulitan bernafas

“bertahanlah lilly , ambulance akan segera datang kesini untuk menyelamatkanmu” bernadette memeluk sahabatnya yang sekarat itu , ia tak tahu harus melakukan apa . ia hanya bisa menangis meratapi nasib lilly dan robert yang harus tewas di tangan alessandro .

Lilly tersenyum manis , ujung bibirnya mengeluarkan tetsan darah karena peluru panas tadi melukai kedua ginjalnya .

“bern , a-aku harap k-kau mau merawat anak anakku , d-didiklah mereka agar menjadi s-spertiku dan robert , k-kau bisa gunakan s-simpanan uang k-kami di bank u-untuk biaya mereka , I t-trust…….” lilly berhenti melanjutkan perkataanya tadi , mata lilly terpejam dan seketika tubuhnya kaku .

“NO LILLY NOOO!! BANGUNLAH! LILLY! BANGUN” bernadette memeluk tubuh lilly sahabatnya itu erat erat seraya menangis sejadi jadinya “C’MON LILLY , WAKE UP!”

Bernadette membiarkan beberapa tim medis mengangkat tubuh lilly dan robert lalu memasukkannya pada kantung jenazah berwarna biru setelah itu meletakkanya pada ranjang dorong . tim medis mendorongnya hingga ke ambulance dan membawanya untuk dibawa kerumah sakit terdekat .

Saat itu juga bernadette langsung memeluk cleo dan hans karena mereka masih menangisi kepergian kedua orangtuanya . sementara greyson masih tak sadarkan diri di atas sofa hitam yang berada di pojok ruangan .

Beberapa saat kemudian ada 3 orang pria yang berdiri dihadapnya .

“barbara? Lisa mana? Dia baik baik sajakan?” kata seorang pria yang bukan lain adalah suami lisa , scott chance .

raut wajah scott sangat tak beraturan karena ia menerima kabar bahwa istrinya baru saja tewas oleh penyerangan yang terjadi di gedung FBI , keputusanya untuk melaporkan anne ke polisi SWAT memang tidak salah namun ini semua merenggut nyawa lisa .

anne memang pantas untuk mati setelah ia membunuh banyak orang lalu mengambil jantungnya dengan paksa , anne kesulitan mencari donor jantung untuk anaknya yang menderita jantung lemah saat masih bayi , ia melakukan apapun agar nyawa anaknya tetap selamat meski ia harus membunuh banyak orang untuk mencari jantung yang pas buat anaknya , laura .

Tapi kejahatan itu tak bertahan lama ketika sahabatnya , lisa . mengetahui semua perbuatan yang anne perbuat , ia sebenarnya tak tega untuk melaporkan anne karena dia adalah sahabatnya namun hukum harus ditegakkan , ia harus berani melapor ke Polisi SWAT dan akhirnya 2 hari dalam masa pencarian , anne pun ditemukan dan dihukum mati .

ia dihukum mati karena tuduhan melakukan pembunuhan banyak orang dan perampasan jantung dengan paksa . dan saat itu juga ia di eksekusi di tanah lapang yang berada di kawasan gedung FBI , ia terbukti dengan adanya bukti mayat mayat yang sudah membusuk di sebuah  ruang kedap udara di dalam rumah pribadinya , mayat mayat mayat tersebut tergeletak dengan kondisi yang menyeramkan , dada yang berlubang hingga terlihat tulang beluang nya , mata yang melotot karena efek pembekuan .

“ssscoott!!” bernadette kembali menangis karena melihat adik nya scott chance kehilangan istrinya juga dalam kejadian ini , bernadette sangat ingin hilang ingatan sekarang , ia kehilangan 3 orang yang sangat ia sayangi di hidupnya, lilly , robert dan adik iparnya lisa chance .

Scott hanya bisa terdiam karena dia tau lisa sudah dibawa kerumah sakit dan sekarang yang membuat hatinya mulai melemah adalah anaknya , greyson chance . scott tak tau harus berkata apa saat greyson bertanya dimana mamanya dan kenapa mamanya tak kembali untuk menemuinya , pertanyaan sesimpel itu sangat menusuk lubuk hatinya karena dia tau betul bagaimana perasaan seorang anak berusia 7 tahun kehilangan sosok seorang ibu yang seharusnya bisa menemaninya hingga ia sudah dewasa nanti .

“kami turut berduka cita atas kejadian ini” kata salah satu dari mereka berdua , 2 orang itu adalah asisten robert jorgeneux rex dan ketua staff ruang penyimpanan senjata george .

“kami sangat berduka cita atas kejadian ini semua bern , ini juga merupakan kelalaianku karena tidak menjaga ruang penyimpanan senjata dengan baik” kata george.

“sudahlah jangan kita bicarakan disini , sebaiknya kalian bawa hans dan cleo kerumah mereka , aku akan menyusulnya nanti” bernadette berusaha keras untuk menghapus air matanya dan berusaha untuk tak menangis lagi demi hans dan cleo .

sementara scott hanya tertunduk melihat anak semata wayangnya itu tertidur pulas di sofa . seorang anak leki laki lucu dengan kulit palenya , ia tertidur seakan akan ini adalah waktunya tidur siang .

“kau pasti bisa membesarkanya sendirian scott”

Let Love Bleed Red (Greyson Chance Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang