20. Di Balik Lensa

11K 928 43
                                    


20. Di Balik Lensa

My heart whispered that we're click!

Pertemuan Pertama

Aku menginjakkan kaki di Klik Management, salah satu agensi yang menaungi model-model ternama dan mempunyai studio foto sendiri. Tadi Rio –asistenku – mengingatkan kalau ada pekerjaan di sini. Jujur aku tidak begitu tertarik dengan tawaran Klik Management kali ini. Bayangkan saja, aku diminta untuk mengaudisi calon model baru dan bukannya melakukan pemrotetan. Sistem perekrutan model di Klik Management memang berbeda dengan agensi lain, tidak dengan menawari tetapi dengan audisi, mau sebagus apapun model itu sebelumnya. Kalau bukan dari agensi ini, sudah pasti aku akan menolakknya. Satu-satunya alasan aku menerimanya adalah karena Kelly, pemilik Klik Management turut berperan saat aku melakukan debut sebagai fotografer profesional.

"Darl, I know you'll come!" Kelly sendiri yang menyambutku dengan tingkahnya yang berlebihan, tapi aku sudah biasa. Kami sudah mengenal selama hampir tujuh tahun, dan dia adalah salah satu mantan teman kencanku. Tentu saja itu sudah lama sekali sebelum dia sibuk meneruskan bisnis orang tuanya.

"Hanya karena ini permintaan kamu, Kel." Peringatku. Aku memang selalu menggunakan aku-kamu dengan Kelly karena dia yang sering tinggal di luar negeri terdengar aneh saat mengucapkan lo-gue.

Kelly mengatupkan kedua telapak tangannya sambil tersenyum lembar. Dia lalu menggiringku untuk masuk ke ruang audisi yang berada di lantai tiga. Sepanjang perjalanan tak hentinya dia memberiku serentetan peringatan dan semuanya aku simpulkan dalam satu satu kalimat "jangan flirting ke calon modelnya". Dan tentu saja aku keberatan.

"Your cousin is here. She's the participant!" Informasi dari Kelly tidak membuatku terkejut. Semalam April dengan antusias mengatakan kalau dia ingin mengikuti audisi di Klik Management.

Kami berhenti di depan pintu belakang ruang audisi. Sekali lagi Kelly tersenyum. "Here we go, darl!"

***

Dia tidak bisa berekspresi dengan baik. Matanya jelas terlihat gugup dan sedikit ketakutan, tapi dia cantik.

"Sebenarnya saya tidak berniat ikut audisi, saya di sini hanya mengantar teman." katanya kepada Kelly.

Kelly menatapnya tajam. Aku tahu jenis tatapan ini, yang jelas seorang Kelly akan mendapat apa yang dia mau. "Ini kesempatan langka. Apa kamu akan menyia-nyiakannya begitu saja di saat yang lain di luar sana sangat menginginkannya?" Kemudian dia mengalihkan pandangan kepadaku meminta bantuan.

"Wajah kamu menjual dan cantik, tapi saya tidak suka memotret orang yang tidak bisa bereskpresi dengan baik." Komentarku singkat, tentu saja. Aku yang bertugas menilai, kali ini ketambahan mengoreksi kesalahannya kalau Kelly menginginkan dia menjadi salah satu model di sini.

Dia masih berdiri di depanku dan Kelly. Mungkin merasa tersinggung dengan komentarku. Tatapannya kini bergantian memandang aku dan Kelly. Ngomong-ngomong, siapa namanya tadi? Yuna? Yulia?

"Yuva,"

Ah ya, namanya Yuva. Thanks to Kelly for calling her name.

"Bukankah saya tidak potensial kalau tidak bisa berekspresi dengan baik?"

"Tapi bukan berarti kamu tidak bisa belajar bukan?" sanggah Kelly yang masih belum mau menyerah.

Waktu hening sejenak. Apa lagi yang dia pikirkan? Dia hanya perlu mengatakan 'iya' dan kemungkinan besar akan bergabung dengan Klik Management. Aku jadi kesal sendiri karena lambannya dia memberi jawaban.

To Be With You (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang