12. Penolakan

12.7K 1.2K 35
                                    

12. Penolakan

Even though it hurts but a little, tears form

My heart screams out

If I pass in front of you, beside you

You were my whole world

I want only you

But I can't breathe when I'm in front of you

(Can You Hear Me - Taeyeon)

1. Jangan begadang

2. Jaga asupan gizi

3. Istirahat cukup

4. -

"Lo itu fotografer atau dokter sih?" Kupijit pelan kepalaku yang masih sedikit pusing.

Yoga mengangkat kedua bahunya acuh dan terus membaca beberapa peraturan dokter. Namun, semakin banyak yang dia baca, semakin aku tidak mengerti maksudnya.

"Thanks. Sekarang gue bisa pulang buat menuruti semua perintah itu." Aku sudah hendak beranjak dari tempat tidur kalau tidak segera ditahan olehnya. "Apa lagi?"

"Lo harus minum obat, biar gue suruh pegawai di sini buat nyiapin makanan buat lo." Ia membantuku kembali berbaring. "Lo mau makan apa?"

"Sup daging sapi." Aku tidak tahu kenapa menjawab begitu saja. Sebenarnya aku tidak berselara makan sama sekali, keinginan terbesarku adalah kembali ke kamar kos dan tidur sepuasanya. Tapi begitu melihat tatapan Yoga yang tajamnya seakan bisa mengoyakku, aku ngeri.

Dengan cekatan Yoga meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Yang kudengar di percakapn, ia hanya menyebutkan beberapa macam makanan kemudian panggilan ditutup tanpa ada kata terima kasih. What an arrogant boss!

"So, this beautiful café is yours?"

"I have told you." Jawabnya sambil lalu. Ia sibuk dengan beberapa obat yang berada di stand night.

Kuamati ruangan berukuran 5x5 meter ini. Lebih mirip kamar hotel daripada kamar di lantai paling atas sebuah café terkenal. Tadi saat siuman aku malah berpikiran kalau sedang berada di apartemennya. Beruntung lima detik kemudian otakku kembali waras, buat apa dia membawaku ke apartemen kalau aku pingsan di café?

Yoga sepertinya tidak mempermasalahkan kegiatanku yang memindai setiap sudut ruangannya. Ia kini membaca resep yang tadi ditulis dokter, sementara aspirin sudah ia siapkan dengan segelas air putih.

"Kenapa lo baik sama gue?" Aku mengubah posisi menjadi duduk karena merasa pegal pada leher.

"Apa lo selalu curiga sama gue?" Ia menyerahkan dua butir aspirin dan air putih yang langsung kuminum dengan cepat.

"Gue hanya nggak mau menimbulkan kesalahpahaman." Jawaban yang selalu kuberikan setiap kali berdekatan dengannya.

"Gue sama April hanya sepupuan. You knew that!" Tidak usah dia ingatkan juga aku masih ingat bagaimana sepasang sepupu gila itu membohongiku. Tidak hanya membohongiku, tapi membohongi setiap orang yang tidak mengenal hubungan persaudaraan mereka.

"Gue nggak enak sama Mbak Mayang." Sekarang waktunya untuk mengurai sumber sakit kepalaku.

Yoga mengerutkan keningnya dalam. "Who is Mbak Mayang?"

"Sepupu gue!" Ucapku ketus. Ia tetap bertahan dengan ekspresi yang entahlah. Mungkin sekarang dia kaget karena aku kenal dengan pacarnya yang sebenar-benarnya tanpa embel-embel pura-pura atau gadungan.

To Be With You (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang