.
.
Salsa baru saja tiba di sekolahnya bersama Nita. Hari Senin, adalah hari paling malas sedunia untuk kedua gadis ini. Mereka selalu berharap hari senin tidak akan pernah ada.Upacara adalah kegiatan rutin yang setiap hari Senin di laksanakan. Kali ini, Salsa dan Nita lebih memilih bersembunyi di dalam toilet untuk menghindari upacara minggu ini. Keduanya masuk dalam toilet yang sama, Nita bilang, ini akan jadi persembunyian paling aman.
"Ta, lo yakin kita berduaan?." tanya Salsa berbisik di dalam toilet.
Nita mengangguk santai menjawab pertanyaan Salsa. "Iya, udah lo tenang aja. Ini aman."
Salsa hanya menaikan satu alisnya, menandakan bahwa ia setuju dengan Nita untuk bersembunyi di toilet yang sama.
*
Upacara telah selesai satu jam yang lalu. Nita dan Salsa masih berjalan di koridor sekolah dengan wajah santai, seolah mereka berdua tidak melakukan apa-apa beberapa jam yang lalu. Bersembunyi di toilet. Salsa dan Nita selalu menghalalkan segala cara jika mereka tidak ingin mengikuti Upacara. Karena ulahnya, mereka juga sering terkena hukuman dari guru piket mengelilingi lapangan 10 kali. Hal itu tidak membuat keduanya jera sama sekali.
Baru saja Salsa dan Nita menghempasakan bokong di bangku kelasnya. Ada dua murid dari kelas lain yang memanggil nama mereka berdua untuk segera ke ruang BK. Salsa dan Nita langsung mengerjapkam matanya berkali-kali. Sialan, siapa yang ngadu nih. Decak Nita dalam hati.
"Ta, ayo ta. Lama lo ah." cemas Salsa yang langsung mendahului Nita ke ruang BK.
"Tungguin gueeeee." teriak Nita yang langsung mengejar Salsa.
Jantung yang berdegup kencang, tangan yang dingin serta perasaan was-was menghantui diri Salsa dan Nita. Mereka paham, bahwa kali ini mereka akan mendapat hukuman untuk kesekian kalinya dari Bu Endang, guru BK paling killer.
"Ngapain kalian sembunyi di toilet yang sama? Saya jadi curiga." tanya Bu Endang dengan mata yang menatap Salsa dan Nita curiga.
"Maksud Ibu apaan nih." jawab Nita santai.
"Kalian punya hubungan apa? Sampai bersembunyi di toilet yang sama." tandas Bu Endang yang membuat keduanya melotot bersamaan.
"Langsung aja kali, Bu. Ibu nuduh kita suka sesama jenis kan? Ck! Ibu ini kayanya gak tau makna persahabatan kaya apa, nanti saya ajarin, Bu." jawab Nita dengan wajah tanpa dosanya. Mungkin Nita amnesia, bahwa saat ini ia sedang berhadapan dengan guru paling killer di Erlangga.
"Nita!." pekik Bu Endang.
"Begoooo, nyari perkara banget nih anak. Mati kita, Ta. Duhh, punya temen dongo banget sih." gumam Salsa pelan.
Keduanya langsung mendapat hukuman dari Bu Endang untuk berjemur di lapangan hingga jam istirahat tiba. Salsa yang rambutnya diurai bebas dibiarkan begitu saja saat angin mengibaskan rambutnya lembut hingga terkadang menutupi wajahnya. Salsa memang bukan gadis popular di Sekolahnya namun, memang banyak laki-laki yang mendambakan sosok Salsa ini.
Wanita berambut sebahu ini memang memiliki aura kecantikan yang berbeda dibanding wanita lain. Salsa memiliki mata yang indah berwarna coklat. Bulu mata yang lentik, hidung yang mancung serta bibir mungil berwarna pink. Dan tentu saja kulit yang putih. Cantik.
"Ta, gue aus banget sumpah." rengek Salsa yang mulai kepanasan di depan tiang bendera.
"Lo pikir gue engga?." umpat Nita kesal.
"Lo si pinter tapi kelewat dongo, ngapain langsung ngegas Bu Endang kaya gitu? Udah bosen idup." ujar Salsa yang begitu kesal dengan temannya yang bodoh ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Novela JuvenilSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...