"Makasih, Baal." ucap Salsa sambil tersenyum.
"Iyah, yaudah sana masuk. Gue tunggu di parkiran yah pulangnya." jawab Iqbaal sambil memegang puncak kepala Salsa.
Salsa tersenyum sambil mengangguk. Ia berlari menaiki tangga menuju kelasnya. Iqbaal hanya mengantar sampai lantai dua. Tadinya mau nganterin Salsa sampai kelasnya, tapi Salsa nolak. Takut ada gosip yang tidak sedap.
Pelajaran terakhir di kelas Salsa adalah pelajarannya Pak Joni. Tugas dari Pak Joni adalah merangkum 2 Bab. Itu benar-benar membuat Salsa seperti kehilangan jari-jemarinya.
"Anak-anak, rangkumannya dikumpulkan minggu depan." ujar Pak Joni sambil membereskan barang-barang di mejanya.
Pernyataan Pak Joni membuat murid dikelas Salsa bersorak gembira. Jarang-jarang Pak Joni berbaik hati seperti ini.
Salsa hanya seorang diri di kelasnya. Ia sengaja menyelesaikan rangkuman dari Pak Joni di sekolah.
"Kunyuk." panggil Farel yang langsung menghampiri Salsa dan duduk di sampingnya.
"Hmm."
"Tumben lo rajin."
"Iyah."
"Ah gak asik lo dari tadi. Kenapa sih?." tanya Farel sambil mengambil paksa pena yang Salsa gunakan untuk menulis.
"Anjirrrrrr, balikin gak! Buruan ah, gue males ribut sama lo." ucap Salsa sambil berebut pena dengan Farel.
"Tuh." ujar Farel bete dan langsung menaruh pena itu di atas buku Salsa. "Kalo ada masalah, cerita aja sama gue. Ya, meskipun gue suka adu bacot sama lo seenggaknya kan lo temen gue juga." ujar Farel sambil memainkan ponselnya dan masih duduk disamping Salsa.
Jantung Salsa berdetak pahit mendengar ucapan Farel. "Seenggaknya kan lo temen gue juga". Kalimat itu menggema di telinga Salsa. Seperti ada rasa tidak rela saat Farel menganggapnya teman.
Sakit.
Nusuk.
Perih.
Salsa mencoba bersikap biasa saja saat itu. Ia kembali merangkum tugas dari Pak Joni yang sebentar lagi akan selesai.
Kitati gue, Rel. Salsa berdecak kesal dalam hati. Kenapa Ia merasa sakit mendengar ucapan Farel.
"Sal, gue duluan ya. Lo mau bareng gak?." tanya Farel yang sudah beranjak dari bangku Nita.
Farel kesambet apa sih?.
"Engga, Rel. Lo duluan aja."
"Serius nih, kapan lagi gue mau baik sama lo."
Salsa tersenyum miring, lalu Ia mengangguk. "Iyah, Lo duluan aja, Rel." ucapnya.
"Yaudah, tiati ada yang aneh di pojokan." ujar Farel yang langsung lari keluar kelas Salsa.
Salsa merapikan buku-bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Ia menemukan ponselnya yang sudah beberapa hari ini dimatikan.
Salsa menghidupkan ponselnya dengan malas. Dilihatnya dengan teliti setiap motif yang masuk di ponselnya.
Salsa menghembuskan napasnya dengan rasa kecewa. Tidak ada sama sekali motif dari Doni. Namun, ada yang janggal di penglihatan Salsa terhadap ponselnya. Iqbaal.
Iqbaal : Sal?
Iqbaal : Lagi apa sal? Udah makan?
Iqbaal : Malem sal :)
Iqbaal : Gak punya pulsa ya sal? :D
![](https://img.wattpad.com/cover/64094702-288-k204752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...