Tai, lo Sal. Lo udah bikin gue malu depan temen-temen gue. Tunggu pembalasan gue. Gumam Farel. Sedaritadi Farel, memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk membalas perbuatan, Salsa.
Salsa memang mengetahui bahwa Farel, sangat amat takut dengan Kecoa. Farel Anggara Putra, cowok yang cukup digilai para wanita di Erlangga memang benar-benar takut dengan hewan menjijikan itu, Kecoa. Kenapa Salsa bisa mengetahui bahwa Farel takut dengan Kecoa?
Jadi, waktu kelas sepuluh mereka berdua pernah di hukum gara-gara ketahuan adu mulut di depan banyak orang pake kata-kata yang seluruh isi kebun binatang keluar semua. Mereka berdua di hukum sama Guru piket buat bersihin toilet yang ada di deket gudang sekolah. Toilet itu terkenal dengan 'kotor dan baunya' bahkan, Ob sekolah aja kadang males buat bersihinnya.
Saat Farel lagi ngepel lantai kamar mandi itu, ada Kecoa yang lewat tanpa permisi di depan mata Farel. Sontak, langsung membuat Farel mejerit ketakutan bahkan wajah tampannya itu sudah berubah mejadi wajah takut yang jarang Ia tunjukin ke siapa-siapa. Salsa yang melihat ketakutan Farel seperti itu justru malah tertawa sampai perutnya sakit. Bagi, Salsa. Farel gitu? Takut sama Kecoa? Gak banget.
Bukan Salsa namanya jika melihat Farel ketakutan saat itu tidak tertawa. Dia akan rugi besar jika tidak mentertawai Farel detik itu juga. Mungkin kalau ada cewek lain yang dihukum berdua dengan Farel cewek itu akan menenangkan Farel, tapi berbeda dengan Salsa yang justru malah bahagia melihat Farel seperti itu. Salsa memang menyukai Farel, namun untuk hal seperti ini ia tidak akan mencampuri urusan perasaannya dengan urusan kebenciannya. Ya, Farel, orang yang Salsa benci, namun ia sukai.
***
Salsa dan Nita sudah berada di kantin. Bel istirahat berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Entah, dua manusia ini gak punya temen lain atau gimana, yang jelas mereka selalu berdua kemana pun.
Suasana kantin saat ini cukup sepi. Mungkin sebagian murid ada yang membawa bekal. Padahal jelas, makanan di kantin ini harganya tidak terlalu mahal. Untuk bakso satu porsi itu hanya Lima ribu, cireng seribu dan makanan lainnya yang murah meriah. Minumannya juga tidak terlalu mahal. Teh kotak hanya empat ribu, minuman renceng yang jika membelinya di plastik itu hanya seribu. Tapi, kalau belinya di gelas-gelas plastik gitu, itu harganya dua ribu aja. See? Dimana mahalnya?
Di ujung pojok kantin terdengar suara gaduh yang di ciptakan Farel beserta teman-temannya. Dari sumpit mie ayam yang Farel jadikan stik drum. Atau bahkan, sendok dan garpu yang ia pontang pantingkan di mangkuk mie ayamnya yang sudah kosong itu, agar tercipta alunan musik yang absurd. Dan hanya bisa di nikmati oleh Farel dan teman-temannya saja.
"Rel, entar kan ada tawuran katanya." ujar Joko yang duduk sebangku dengan Farel.
"Mana lawan mana, Jok? Lo kata siapa?."
"Anak Bunga Bangsa sama anak Harapan Jaya. Kata Udin, yegak din." jawab Joko yang seraya menyenggol Udin yang lagi minum teajus apel. Seger.
"Hah? Apaan?." tanyanya cengo.
"Bolot lo, emang entar ada tawuran?." ucap Farel.
"Iya, Rel. Jangan lewat jalanan biasa deh kalo mau pulang. Yang ada bonyok kita." jelas Udin.
Farel hanya menaikkan satu alisnya dan tersenyum hambar. Farel bukan tipe cowok yang doyan tawuran atau ngerokok atau apa lah yang buruk-buruk. Farel hanya berani bertingkah tengil di sekolah saja, sejatinya ia anak baik-baik. Nilainya tak pernah anjlok, meski terkadang dirinya suka cabut tanpa alasan yang logis. Tapi, Farel jauh dari kata Badboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...