Pasca melahirkan empat bulan lalu. Doni selalu siaga untuk menjaga putra semata wayangnya itu. Pria itu tak pernah mau tertinggal akan perkembangan anaknya barang sedetik pun. Meski pekerjaannya yang membuatnya pulang hingga petang, Doni selalu menyempatkan waktu untuk pulang siang hari. Selebihnya Ia habiskan waktu bersama anak dan istrinya di rumah.
Menjabat sebagai CEO dari perusahaan yang Ia geluti sekarang, adalah perusahaan yang almarhum Ayahnya bangun sejak Doni masih duduk di bangku SMP. Dan Ia berjanji akan menjalankan perusahaan tersebut usai kuliah nanti. Selama Doni kuliah kemarin, perusahaan itu di urus oleh Ineke, dan kerabat kerja orang tuanya yang lain. Sekarang, perusahaan itu resmi milik Doni.
Salsa yang memang sudah lulus dan sedang menjalani koas di salah satu rumah sakit, harus rela meninggalkan buah hatinya itu apabila Ia kebagian jaga malam di rumah sakit. Jadi, mau tidak mau, Salsa harus mempercayai anaknya itu kepada Doni.
"Doni, kamu dimana sih? Ambilin itu dong, pampersnya. Aku ribet nih." ucap Salsa yang sedikit teriak.
"Hah? Apa, yang? Kenapa?."
"Ambilin pampersnya. Kamu darimana sih?."
Doni pun melangkahkan kakinya menuju box yang memang khusus pampers. "Enggak. Tadi abis panggilan alam." Doni menyerahkan pampers itu kepada Salsa. Dan langsung berbaring di samping anaknya.
"Jagoan Ayah udah mandi nih. Wangi deh, kaya kuburan baru." ucap Doni seraya menggoda anaknya itu yang hanya bisa tertawa menggemaskan.
Salsa yang mendengar ucapan Doni barusan langsung mencubit lengan suaminya itu. Sementara Doni, Ia hanya meringis dan terkekeh.
"Ssshhh awwwww. Sakit, sayang. Jangan galak-galak dong."
"Makanya kalo ngomong dijaga, Yah."
"Maaf, Bun. Kan emang bener, kalo Deny itu wangi."
"Ya iya, tapi gak kaya kuburan baru juga, yang. Bikin naek darah aja sih." Salsa langsung membereskan pakaian kotor milik Deny. Ya, Deny baru saja dimandikan oleh Salsa.
"Jagain bentar, aku mandi dulu." kata Salsa yang langsung masuk ke kamar mandi.
Doni yang mendengar perintah istrinya itu hanya menganggukan kepalanya. Kemudian, laki-laki yang masih tetap mancung itu semakin senang menggoda anaknya.
Sudut bibir Doni terangkat perlahan. Kemudian, Ia menatap anak semata wayangnya itu penuh arti. Di belainya pipi Deny dengan lembut oleh tangan besar milik Doni. "Terimakasih sayang, udah hadir di sini nemenin Ayah sama Bunda. Tumbuh jadi anak yang baik yah sayang." Doni pun mencium lembut kening sang anak.
Salsa yang memang sudah selesai mandi. Lebih memilih berdiri di pintu kamar mandi dan melihat interaksi antara Suami dan anaknya. Hatinya terenyuh, Doni benar-benar menyayanginya dan menyayangi buah hatinya.
"Bun! Lama banget sih, aku juga mau mandi tau!."
Setelah ucapan Doni yang sedikit teriak, Deny pun terbangun dari tidurnya dan langsung menangis. Doni yang memang tau kesalahannya apa langsung panik dibuatnya. "Aduh sayang, kamu kenapa? Cup cup cup. Bentar yah, Bunda lagi mandi. Duh, SALSAAAAA!! DENY NANGIS!."
Salsa yang tadinya udah selesai mandi, langsung masuk ke dalam kamar mandi lagi. Entah untuk apa, yang jelas Ia akan memberi hukuman pada Doni. "MASIH LAMA, YAUDAH KAMU DIEMIN DONG. JANGAN BISANYA TERIAK AJA." teriak Salsa dari dalam kamar mandi.
Doni hanya mencebik kesal. Kemudian, Ia mengangkat Deny kedalam gendongannya. Tapi, bayi mungil itu masih terus menerus menangis. Doni yang gak tau harus apa, semakin panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...