Dua gadis itu berjalan bersisian dengan gelak tawa yang mereka lontarkan di sepanjang koridor Bunga Bangsa. Tak perduli berapa banyak yang menatapnya aneh, sinis dan datar memperhatikan mereka. Keduanya tetap bersikap seolah tak menyadari bahwa ada banyak sepasang mata yang memperhatikannya.
Keduanya terus berjalan hingga tiba di sebuah kantin yang memang cukup ramai. Di huni oleh sebagian murid Bunga Bangsa dan sebagian lainnya dalah murid dari sekolah lain yang mengikuti tournament Futsal antar sekolah, yang memang diselenggarakan di Bunga Bangsa.
"Ta, rame banget anjirrr!!."
"Ya terus gimana ? Gue aus, Sal."
Salsa terlihat berpikir sejenak. Sampai sebuah ide muncul di kepalanya dengan cepat. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Dan kedua matanya langsung melihat sesosok Rian yang sedang tersenyum kepadanya dengan sebuah plastik berisi teajus lemon yang dia genggam.
"RIAN!." teriak Salsa menggema di penjuru kantin. Hingga semua mata memandang ke arahnya.
Sadar akan kebodohannya, Salsa langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Wajah yang bersemu merah akibat malu, langsung Ia sembunyikan di balik punggung Nita.
"Si bego! Malu-maluin lo ah! Ngapain juga lo manggil Rian?." tanya Nita yang sekilas melirik Rian. Kini cowok itu sudah berada di hadapan kedua gadis itu.
Salsa yang sudah cukup tenang, langsung bersikap seperti biasanya. Dan berdiri tegak di hadapan Rian.
"Yan, lo mau nolongin gue gak?." tanyanya.
"Tolong apa, Sal?."
"Gue aus, Yan. Siapa tau aja kan lo mau bantuin gue beliin minuman. Kantinnya rame banget, Yan." Salsa berucap dengan nada yang benar-benar membuat Rian merasa iba. Tanpa menjawab permintaan Salsa, Rian langsung melangkahkan kakinya ke arah penjual es. Tingkah Rian langsung membuat mata Nita berhasil membelalak sempurna.
"Anjirr! Dia beneran suka sama lo?."
Salsa hanya memberikan cengiran kudanya. "Gak tau, kita tunggu di sini aja ya. Gapapa kan, Ta?."
Nita mengangguk. Ia juga merasa malas untuk melangkah keluar kantin. Suasana Bunga Bangsa benar-benar ramai.
Tak berapa lama, Rian datang kembali menghampiri Nita dan Salsa. Dua buah plastik berukuran sedikit lebih besar dari punya Rian, mampu menimbulkan senyuman manis di bibir kedua gadis itu. "Hehehe makasih, Yan. Berapaan?."
"Gak usah, gue beliin buat lo sama Nita."
Nita hanya mengangkat bahunya acuh. Sementara Salsa, ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Yan, gue duluan ya. Kayanya Erlangga bentar lagi main. Makasih esnya." Salsa langsung menarik lengan Nita ke arah lapangan.
Kedua gadis itu masih meminum es yang dibelikan Rian dengan nikmat. "Ta, kebelet." Salsa menampakan wajah memelasnya saat dirinya merasa ingin buang air kecil.
"Anjir! Belom apa-apa udah beser aja lo! Udah sana ke toilet, gue duluan ke lapangan."
"Lo gak niat nungguin gue?."
"Rajin amat! Udah cepet sana ah, sini es lo gue bawain." Nita langsung merampas es digenggaman Salsa. Gadis itu langsung meninggalkan Salsa ke lapangan yang memang sudah terdengar riuh suara bahwa pertandingan futsal akan segera di mulai.
Sementara itu, Salsa yang emang udah gak bisa nahan lagi langsung lari masuk kedalam toilet, yang jaraknya tidak jauh dari arah dirinya berhenti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Fiksi RemajaSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...