Terhitung sejak kejadian itu sudah 2 minggu Salsa dan Doni tidak bertemu tapi, keduanya masih berkomunikasi lewat pesan singkat, meski tak sebaik biasanya. Dan satu minggu juga Salsa tidak di ganggu oleh Iqbaal.
Awalnya Salsa merasa lega karna gak harus mencoba menghindari Iqbaal, biar gimana pun tetep aja Salsa merasa tak enak hati.
.
SALSA P.O.V
Hari minggu, gue udah bertekad mau ngabisin hari ini bareng sama Nita. Kita mau nonton, maraton movie di bioskop, main timezone dan nemenin Nita belanja. Yah, lu tau lah yaa itu manusia kalo ke mall ga bakalan mau pulang sebelum belanja. Iya ini semua ide Nita, mungkin dia bt kali ya liat gue diem mulu galauin si Sapu.
"NITA! Cepetannnn! gue tinggal nih yaa."
"Bentarrr, rambut gue belom rapihhhh."
"Yaudahh, gue tungguin di luarr deh, mau manasin mobil juga."
"Iyaaaaaaa."
Satu lagi, Nita ga bakalan mau pergi kalo rambut nya masih lurus doang, minimal harus nyisain waktu 20 menit buat ngurus rambut dia. Lelah emang punya temen macem gitu, tapi biar gimana pun dia sahabat terbaik gue. Eaaaakkk. Jijik sih kalo ngomong depan dia langsung ewwww.
Gue sama Nita udah ready buat jalan tapi, tiba-tiba kita di kagetin sama mobil misterius yang terparkir di luar rumah Nita. Alhasil kita turun dari mobil dan ternyata si pemilik mobil misterius juga ikutan turun dari mobilnya.
Ya! gue mengenal wanita yang baru turun dari mobilnya. Dan wanita yang sekarang di depan gue adalah, Tante Vira.
"Siapa, Sal?." bisik Nita.
"Tante Vira, Ta. Tantenya Iqbaal." jawab Gue pelan.
Tante Vira langsung meluk gue sambil nangis. Jujur gue bingung sama sikap Tante Vira yang tiba-tiba nangis terus meluk gue. Sedangkan Nita? Yah, dia cuma melongo heran."Tante.. Tante kenapa?." Gue nyoba buat nenangin Tante Vira, dan nanya ada apa sebenernya dan dari mana dia tau kalo Gue tinggal dirumah Nita.
Gue terus mengelus punggung Tante Vira. Gue coba bikin Tante Vira tenang dan mau cerita ada apa sebenernya.
Setelah tenang, Tante Vira melepaskan pelukannya dari gue dan mencoba bercerita maksud kedatangan dia ke sini.
"Sal.. Tante... Tante mau minta tolong sama Kamu.... Iq.. Iqbaal Sal, Iqbaal sakit. Udah seminggu dia ngurung di kamar, terakhir dia demam tinggi dia gamau makan, Sal." tangis Tante Vira kembali pecah.
Jujur gue bingung kenapa si Iqbaal begitu, dan apa hubungan nya sama Gue? Kenapa Tante Vira nyariin Gue? Kenapa gak di bawa ke dokter aja? Eh dia juga kan dokter yak ya kenapa gak ke rumah sakit gitu kenapa harus rumah Nita dan nemuin Gue?
"Ohh.. Terus hubungannya sama aku apa, Tant?."
Gue tau itu pertanyaan bego tapi, gue bingung harus jawab apa. Dan kebegoan gue di sadarin Nita, kaki gue di injek sama Dia, dan mata nya melotot ke Gue udah kaya mau loncat.
Gue gak mungkin narik ucapan gue kan? Dan situasi awkward pun terjadi.
Tante Vira yang dari tadi nangis, langsung menghapus air matanya dan mencoba menjelaskan lebih detail lagi. Mungkin Tante Vira ngerti kali yak, kalo yang di hadapi ini cewek lemot bin dongo. Hhehehe.
Tante Vira langsung megang bahu gue dengan dua tangannya. "Salsa sayang.. Iqbaal itu sayang banget sama Kamu, setiap hari dia selalu menceritakan semua yang dia lakukan sama Kamu, semua tentang Kamu. Tapi hari itu Iqbaal datang dengan wajah yang sangat beda. Dia murung, Dia berantakan. Tante udah nyoba buat nanya apa yang terjadi dan kenapa. Tapi Iqbaal cuma diam, Dia tidak berbicara satu kata pun. Sampai kemarin, temannya Edo datang ke rumah untuk menjenguk Iqbaal, tapi Iqbaal sama sekali tidak berbicara, Dia tidak perduli lagi dengan orang di sekitarnya, Sal." kata Tante Vira. Gue bisa liat dari sorot mata Tante Vira, kalau dia gak bohong dan dia bener-bener khawatir sama Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...