Nita dan Edo masuk ke kelasnya masing masing. Senyum mengembang di wajah mereka berdua. Nita yang sedang berjalan menuju bangku kelasnya sudah menampakkan senyuman indahnya.
"Selamatt pagihhh Salsaa sayang." sapa Nita sambil menubruk Salsa yang dari tadi sedang menata rambutnya.
"KAMPRET!! Rambut guaaa kesenggol lagi !! kapan rapihnyaa inii, bangke ya emang." teriak Salsa kesal.
"Yehhh biasa aja dong nyonya Doni, baru kesenggol, belum gue bikin botak."
"Tapi rambut gua dari tadi ga bagus-bagus nih elahhh."
Salsa memanyunkan bibir nya dengan penuh rasa kesal. Nita tidak berbicara apa-apa lagi. Ia hanya tersenyum memandangi ponselnya.
"Heh sarap! Lo ngapa dah cengar-cengir sendiri. Masih waras kan?." ucap Salsa bingung sambil menempelkan tangan nya ke kening Nita.
Nita menepis tangan salsa risih.
"Paan si, Nyet. gua waras elahh, cuma lagi bahagia ajah."
"Kenapa emang?? Cerita coba??
"Sal. Lo tau gak? ternyata Edo itu ga sekaku yang gue pikir. Dia asik tau anaknya, sedikit gesrek lah, sama kaya otak lu."
"Oohh jadi lu girang gara gara si Edo.." Salsa manggut manggut sok paham.
"Heheheh iya sal."
"Ta. Tadi Farel nanyain lu tuh, katanya ngapain lu deket-deket ama Edo, ada hubungan apa gitu katanya." ucap Salsa yang lagi menatap kaca yang Ia bawa setiap harinya, sambil membenarkan rambutnya yang agak sedikit berantakan karna Nita.
"Hah? Ngapain nanya-nanyain gue? Eh tunggu, Lo cemburuu yaaa?
Cemburuu kan Farel nanyain gue? Ngaku dahhhh." jawab Nita yang malah menggoda Salsa. Dan Nita mencolek dagu Salsa jahil."Apasi, Ta. kaga lah. Ngapain gua cemburu ama si kampret."
"Ngapainn yaaa?? Yakarna lo suka lah, bego banget sii." Nita kembali menoyor kepala Salsa.
"NITA BANGKEEEE, RAMBUT GUAAAAA !!! TAIIII!!!."
Nita hanya tertawa melihat sahabatnya itu teriak Frustasi mengurusi rambutnya yang tak kunjung sempurna.
Tadi Nita bilang apa?? Cemburuu??? Iya sih harusnya, apa lagi dari dulu gue demen ama si kampret itu, tapi kenapa hati ini biasa aja yah, gak nyesek gak sakit terus gak kecewa. Ya selayaknya orang cemburu, apa rasa gw udah ilang buat Farel?? Secepat ituu???
Salsa menghembuskan nafas panjang, bingung dengan semua pikiran dan perasaan nya saat ini. Mungkin benar jika selama ini Salsa hanya mengagumi Farel, bukan sepenuhnya menyukai laki-laki itu. Dengan semua kejahilan dan pertengkaran mereka. Wajar jika ada saat dimana Salsa seperti menemukan sosok lain, menemukan sosok yang sebenarnya meneduhkan. Hanya saja sosok itu di balut oleh selimut kenakalan dan kejahilannya terhadap Salsa, yang membuat dirinya juga membenci sosok itu.
Salsa sadar dia telah memiliki Doni, maka dari itu dia tidak begitu memperdulikan perasaan nya terhadap Farel, meskipun terkadang dia masih merasakan kepahitan saat Farel hanya menganggapnya sebagai sahabat atau teman. Tapi tetap, Salsa adalah Salsa, yang keras kepala dan mempunyai gengsi yang cukup tinggi. Ia tidak akan mudah menunjukan rasa sukanya itu kepada Farel, dia lebih memilih diam saat perasaan pedih itu datang."Woiiii... Kesurupan lu nanti ngelamun muluu." Nita menepuk bahu salsa, untuk membuyarkan lamunan sahabatnya itu.
"Adawww! Apaan sih, Ta. Siapa yang ngelamun si." jelas Salsa berbohong.
"Lo bisa bohongin dunia tapi, Lo gak bakalan bisa bohong sama gue." ucap Nita yang menatap tajam mata Salsa.
"Hemmmm iya dah gue gak boong, gue lagi mikirin konsep pernikahan gue sama Doni, Ta." Salsa tersenyum dengan lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Подростковая литератураSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...