Chapter 30

1.6K 89 4
                                    

Kehidupan Salsa dan Nitta di kampus berjalan sangat lancar, meskipun Nita dan Salsa harus bolak-balik nahan mual dan rasa ngerinya saat praktek. Tapi mereka berhasil melalui serangkaian pembelajaran untuk menjadi seorang dokter, seperti cita cita mereka berdua.

Percintaan Salsa dan Doni juga sangat baik. Yahh meskipun ada saja masalah di antara mereka, tapi itu semua hanya masalah kecil yang akan cepat terselesaikan. Sikap Doni yang menjadi lebih dewasa mampu mengimbangi Salsa yang masih sangat manja.

Bicara soal Doni, cowok itu sekarang masuk di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa Arsitektur.

Salsa dan Nitta juga cukup di kenal di kampusnya, lebih tepatnya di jurusan mereka sendiri. Kenapa?? Yah karna kecipratan tenar dari Doni yang sempat menjabat menjadi ketua senat selama dua tahun. Selain itu mereka juga terkenal ramah kepada mahasiswa lain. Kalo masalah cantik, itu si relatif aja, tergantung orang yang menilai..

"HALLLOOWWWW GAESSSSS!!!." teriak Salsa dari kejauhan. Salsa pun langsung berlari dengan setumpuk buku di tangannya.

Salsa menghampiri Nita, Joko, dan Farel yang kini sedang berkumpul di coffe shop yang ada di kampusnya.

"Berisik lo, kunyuk!." ujar Farel.

Ah, ya. Farel? Gosip beredar kini Farel telah dekat dengan salah seorang perempuan dari kampus lain. Salsa pernah memergoki sahabatnya itu telah berbicara mesra dengan seseorang lewat telepon yang digenggam Farel saat itu.

"Tau! Gak berubah banget.. Udah jadi mahasiswa juga." sambung Joko.

Salsa tidak menanggapi ucapan Joko dan Farel, dia malah menyambar minuman milik Nita dan meminum nya hingga habis.

Kampret emang si Salsa.

Kuartet cecunguk kini sudah tidak lengkap. Pasalnya, gedung kampus Rian, Yogi serta Udin sangat jauh dari gedung kampus yang lainnya. Sesekali mereka kumpul-kumpul cantik saat liburan akhir semester tiba.

"Heh.. Cabut yuk! Gue males belajar nih." ucapan Salsa barusan pun langsung di tanggapi toyoran-toyoran manis dari ketiga sahabatnya itu secara bergantian.

"Aahhhh.. Doniii.. Tolooonggg... Rambut gue... tai lo padaa.. Aahhh." Salsa berdecak kesal, yah rambut nya kini sudah sangat acak-acakan macam kucing kecebur got?

"Lagian lo ngajak cabut enteng banget si! kita itu mahasiswa, udah tengah tengah semester juga, yakali mau kabur." ucap Nita.

"Nah, bener tuh kata Nita. Lo calon dokter, kerjaan cabut, mau jadi apa pasien lo nanti?." sambung Farel.

Salsa pun hanya memutar bola matanya kesal. Hey!! Sejak kapan teman-temannya menjadi alim seperti ini?? Pliss cabut sekali ga mungkin bikin goblok kann??

"Kitaa bukan jadi sok alim Sal. Tapi kita harus jadi mahasiswa yang lulus tepat waktu, dan dengan nilai terbaik, lu gamau jadi mahasiswa abadi kan?." tanya Joko.

"Ehh... Iyaa sih engga mauu, lu bukan mind readers kan, Jok?."

"Hahahha.. Bukan! Tapi gue dukun, udah ah gue ada kelas. Yok, Rel." ajak Joko.

Salsa pun mengerucutkan bibir nya kesal karna Joko. Plus plus deh kesel nya Salsa.

Farel langsung bangkit dari duduknya. "Gue duluan ya princess-princess." pamit Farel kepada Nita dan Salsa, sambil mengacak rambut kedua gadis itu.

Sepeninggal Joko dan Farel, Nita masih saja berkutat dengan buku-bukunya, sedangkan Salsa sibuk memakan permen kakinya sambil membaca wattpad.

"Ta! Bosenn nihh, cabut aja yukk, ke ruangannya Reyhan?? Yuk yuk." rayu Salsa dengan wajah berbinar.

Ruangan Reyhan yang sangat nyaman, Reyhan juga mempunyai banyak koleksi film bagus dan banyak makanan, siapa yang bisa menolak??

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang