Chapter 6

2.7K 112 3
                                    

"SALSA!." Teriak Nita dari gerbang sekolah, padahal Salsa sudah jauh dari gerbang. Tapi suara Nita mengalahkan speaker pengumuman di Erlangga.

Nita langsung mengejar Salsa yang terus berjalan tanpa menoleh ke Nita sedikitpun. Mungkin Salsa tidak mendengarnya. Ah masa iya? Suara Nita kan melengking. Yaudah lah ya.

Nita langsung menepuk bahu Salsa. Dan bagusnya Salsa langsung menengok. Dilihatnya Nita yang sudah seperti ikan mujair kurang air. Dengan napas yang terengah-engah Nita mencoba mengeluarkan suara.

"BUDEK BANGET SIH LO! GUE MANGGIL LO DARI TADI NYET!." ujar Nita yang memang sangat kesal dengan Salsa.

Salsa melepas earphone yang ada di telinganya dengan wajah bingung. Sahabatnya ini abis lewat jalanan mana? Kok bisa jadi kaya orang kerasukan kaya gini.

"Apaan si, Ta?" tanya Salsa polos.

Tai!!!

Bangke emang nih anak!!

Nita membulatkan matanya dengan sempurna. Terlihat dari sorot matanya bahwa Ia sangat kesal dengan Salsa. "Astaga, daritadi lo pake earphone?."

Salsa hanya mengangguk, Ia tak tau harus menjawab apa.

"Ikut gue." ajak Nita yang langsung membawa Salsa ke kantin.

Dua gadis ini langsung menghempaskan bokongnya di bangku kantin. Tanpa memesan makanan atau minuman apapun. Dari mata Nita bisa dilihat. Bahwa tak lama lagi akan ada perbincangan serius dari Nita.

"Hape lo mana?." tanya Nita

Salsa langsung melotot saat Nita menanyakan ponselnya. Ia mencoba mengingat kapan terakhir ia memegang ponselnya dan di taruh dimana. Detik selanjutnya Salsa langsung membuka tasnya, dan benar saja hape itu ada di dalam tasnya.

Dengan mata yang melotot sama saat melihat ponselnya. Ia terkejut dengan berbagai motif di ponselnya itu yang sangat banyak. Dan semua itu dari Doni.

"Lo ngomong apa si sama Doni, Sal? Lo bilang apa sama dia? Sampe-sampe dia nelpon gue cuma nanya lo sehat atau engga." cerocos Nita yang tiada henti.

Salsa hanya menunjukkan gigi putihnya dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Sejak kejadiannya dengan Iqbaal kemarin, Ia lupa bahwa Ia ada masalah dengan Doni yang belum selesai saat itu.

"Lo gila ya, Sal? Pake bilang mau pingsan segala di sekolah. Eh, Nyet! Lo baik-baik aja kemarin." ujar Nita yang tiada hentinya menampangkan wajah kesalnya.

"Abis gue bingung mau gimana lagi biar gak tawuran, yaudah gue belaga aja sakit. Hahahahaha. Tapi gak tau berhasil apa engga, Ta." jelas Salsa yang sangat amat jujur.

"Berhasil, Sal. Berhasil banget." ucap Nita. "Doni gak jadi tawuran, dia kan sibuk panik gara-gara lo. Lagian, yang gue denger kemarin gak ada yang cedera sama sekali. Gara-gara ada polisi gitu." Lanjutnya.

"Demi apa lo, Ta?." tanya Salsa yang tak percaya.

Nita mengangguk dan beranjak dari kursinya untuk segera masuk kelas. "Iyah, Doni gak kerumah semalem? Apa jemput lo gitu tadi pagi." Tanyanya.

Salsa menggeleng. "Engga, Doni tuh kalo gue lagi ngamuk mending dia gak nemuin gue! Tapi gatau deh kalo tadi dia jemput gue apa engga. Soalnya gue jalan pagi-pagi."

Salsa membaca isi pesan dari Doni. Keduanya memang doyan nyepam jika tak ada kabar dari Salsa maupun Doni.

Doni : Bey, kamu kenapa? Kamu sakit??

Doni : Put, masih belajar apa? Kamu gapapa kan??

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang