215.
Hey, Nita.
Gimana kabar lo disana? Gue selalu berharap, lo dalam keadaan baik-baik aja. Nyaris dua tahun gue gak ketemu dan ngeliat senyuman lo lagi, lo masih cantik atau makin cantik yah? Dua tahun gak bikin perasaan gue berubah ke lo sama sekali Ta, rasa ini masih tetap ada, dan masih sama.Mungkin, disana lo udah nemuin laki-laki yang bisa nyembuhin luka pemberian dari gue. Siapapun laki-laki itu, gue akan berterimakasih sama dia. Karena gimanapun juga, dia udah bikin lo sembuh dari luka yang pernah gue titipin ke lo.
Kangen itu kaya note, ditulis, di baca dan di lihat baik-baik, tanpa ingin menunjukannya pada siapapun. Kaya sekarang, rasa rindu gue ke lo cuma bisa gue tulis di binder pemberian lo, tanpa ada yang tau sesakit apa gue saat nahan kangen sama lo Ta.
Belanda, 19:00
Edo.347.
Ta, ini taun ke empat gue di Belanda. Empat taun tanpa gue sadari rasa itu masih ada, masih tercantum nama lo di hati gue. Kabar yang gue tau, lo udah nentuin pilihan lo ke Reyhan. Selamat, gue ikut seneng dengernya. Semoga, Reyhan gak pernah nyakitin lo, kaya gue yang cuma bisanya ngasih lo luka. Ta, Tugas gue buat mencintai lo udah selesai, sekarang waktunya gue buat menata hati yang baru. Lo jangan takut, karena gue gak pernah nyesel udah mencintai lo selama ini. Dan gue gak merasa cinta ini sia-sia. Yang gue tau, perjuangan cinta akan terlihat, saat kita menyadari bahwa yang kita cintai sudah bahagia bersama orang lain pilihannya. Thanks, lo selalu bisa bikin gue paham, bahwa takdir gak selamanya bisa di ubah.
Sekarang, udah waktunya buat ngapus rasa ini dari hidup gue. Makasih lo udah kasih gue buku binder ini, ini halaman terakhir yang akan gue tulis di buku ini. Kalau lo mau tau, 347 halaman selama 4tahun, gue cuma jadi anak jaman dulu, yang selalu nulis perasaannya di diary. Ini gak penting, makasih buat perasaan yang dulu pernah ada buat gue, Ta. Udah cukup gue jadi kertas putih yang berharap, lo nulis nama gue disana. Sekarang, gue cukup jadi serpihan kenangan yang pernah singgah di hidup lo.
Last page !
Belanda, 17:00
Edo Emesh :pLaki-laki itu menutup lembaran terkahir dari buku binder bercover hati pemberian Nita lima tahun lebih yang lalu. Edo menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Ditatapnya binder itu dengan tatapan yang tidak tahu apa artinya. Kemudian, ia membenarkan letak kacamatanya sedikit, dan meletakan buku binder tersebut di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...