Chapter 25

1.6K 90 5
                                    

Di mulmed abang Doni ya muehehehe😁😁. Part ini ada kata kasarnya. Eh kayanya emang ada mulu ya? Yaudah ambil yang baiknya aja yah wkwkw.

***

Pagi ini Reyhan sudah bersiap-siap mengantarkan Nita, Salsa dan Edo ke Jakarta.

Salsa yang sudah siap dengan jeans hitamnya serta baju panjang yang menenggelamkan tubuhnya yang mungil, meski Ia cukup tinggi tapi tetap saja baju yang digunakan terlihat kebesaran. Nita masih mengenakan baju ala rumah sakit. Wajahnya juga masih terlihat pucat. Sementara Edo memakai baju milik Reyhan, celana jeans pendek dan kaos putih bercorak hitam membalut tubuhnya.

"Ta, liat deh. Gue kaya ondel-ondel yah?." Salsa mengayun ayunkan tangannya seperti ondel-ondel. Karna baju yang dipakai memang menenggelamkan tangannya.

Nita tertawa melihat Salsa seperti itu. "Anjirrrrr, bego lo ah. Udah yuk ke mobil."

Salsa dengan hati-hati menuntun Nita masuk ke dalam mobil. Nita udah boleh jalan, tapi ya gitu pelan-pelan. Kaya ibu-ibu abis lahiran gitu dah jalannya.

Reyhan dengan senang hati memperlakukan Nita dengan lembut dan membantu Nita masuk ke dalam mobil dengan aman. Edo yang melihat aksi itu hanya bisa tersenyum getir.

"Cemburu, Bang?." goda Salsa yang masih berada didepan pintu mobil Reyhan.

"Lo pikir aja, Dek. Udah sana masuk. Kita berangkat sekarang."

"Anjirrrr, emang lo yang nyetir?."

"Gak lah!." Edo dan Salsa langsung masuk ke dalam mobil.

Tunggu, sejak kapan mereka Abang sama Adek? Entah.

Mobil Reyhan mulai meninggalkan rumahnya yang bisa dibilang cuma rumah dia doang yang ada disekitar sini. Edo duduk di samping Reyhan. Sementara Salsa dan Nita duduk di kursi penumpang.

"Ta, lo cerita deh sama gue. Gimana lo bisa kabur dari gudang sialan itu?."

"Kan lo tau gue suka nonton film action."

"HAH?? jadi lo bener bobol borgol pake jepit rambut?."

Nita hanya memberikan Salsa senyuman tengil dan menaik turunkan alisnya.

"TUH KAN BENER."

Salsa langsung menoyor pala Edo tiba-tiba.

"Kampret! Apaan si, Dek."

"Lo gak percaya sama gue sih waktu gue bilang Nita bisa bobol borgol."

Edo memutar kepalanya menghadap dua gadis toa itu.

"Yaudah gak pake noyor berapa sih?."

"Gak bisa!."

"Sejak kapan lo manggil Salsa, Adek?."

Sepersekian detik tawa Salsa dan Edo meledak. "Anying! Gue nanya."

"Refleks, Ta. Udah istirahat sana, jangan banyak dengerin omongan Salsa." Edo kembali menghadap jalanan Bandung. Sesekali ia ngobrol dengan Reyhan.

"Sal, gue dapet info kalo Doni pacaran sama Dinda."

"HAH?? DEMI APA, TA?." Mata Salsa mulai memerah.

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang