Usai istirahat suasana Erlangga masih cukup ramai. Guru-guru belum ada yang memasuki kelas mana pun. Mungkin benar gosip yang beredar bahwa hari ini freeclass lagi.
Salsa baru saja keluar dari kamar mandi dan itu tanpa Nita. Nita menolak untuk diajak ke kamar mandi dengan berbagai macam alasan. Padahal kenyataannya Nita memberi tahu Farel soal Salsa yang mencoba menghindar dari Farel. Berhubung Nita baik, Ia tidak membeberkan soal Salsa yang menyukai Farel.
"Ta." sapa seseorang yang cukup malas untuk Salsa dengar.
Rian. Rian yang menyapa Salsa.
"Paan." ucap Salsa malas dan berjalan meninggalkan Rian.
"Gue mau ngomong sama lo, Sal."
"Kalo mau ngegombal gue males dengermya, kalo mau nembak gue. Jangan sekarang deh, Yan." ucap Salsa yang masih berjalan tanpa perduli Rian yang ada di sampingnya.
"Apa bener, lo cuma manfaatin gue?." tanya Rian yang detik itu juga langsung memberhentikan langkah Salsa.
"Maksud, Lo?." tanya Salsa bingung.
"Ya, selama ini gue selalu nurutin ko buat ngerjain PR lo, kalo lo lagi butuh. Lo gak manfaatin gue kan, Sal?."
"Jadi lo gak ikhlas?."
"Bukan gitu, gue cuma takut aja kalo yang diomongin orang itu bener. Kalo lo, cuma manfaatin gue."
"Siapa yang ngomong?." tanya Salsa dengan tatapan garang.
Rian menelan ludahnya dengan cepat. Rian rasa ini waktu yang salah untuk membicarakan ini dengan Salsa. "I...Ica, Sal." ujar Rian panik.
"Anjing." pekik Salsa yang langsung meninggalkan Rian.
Salsa berjalan menuju kelasnya dengan wajah penuh emosi. Tangannya mengepal keras. Rambutnya yang dikuncir kuda pun ikut bergerak kesana kemari akibat pergerakan Salsa yang cepat. Namun, tetap menimbulkan aura kecantikannya.
Salsa sudah tidak sabar ingin menjambak-jambak rambut Ica dengan ganas. Ica selalu mengusik hidupnya. Ica akan menerima akibatnya sendiri.
"Salsa." sapa Iqbaal yang melihat Salsa menaiki tangga untuk menuju kelasnya. Iqbaal berlari kecil menghampiri Salsa.
"Paan, Baal." ujar Salsa bete.
"Darimana?."
"Duhh, bukan waktunya lo buat basa-basi sama gue, Baal. Udah yah. Gue duluan." ucap Salsa yang langsung meninggalkan Iqbaal.
Seorang Salsa menolak disapa oleh Iqbaal. Padahal cewek lain diluar sana yang ingin disapa olehnya, tapi Salsa?
Iqbaal membuang napasnya kasar. Alis yang terangkat satu menandakan bahwa ia kecewa, mungkin.
"ICA!." teriak Salsa yang membuat teman-teman dikelasnya yang berada di luar menoleh ke arahnya.
Salsa masih berjalan dengan penuh emosi. Dilihatnya disitu juga ada Farel, Nita, Yogi dan tentu Ica. Serta murid lainnya yang lagi bersenda gurau bersama.
Salsa menarik tangan Ica kasar. "Sini." ujar Salsa yang tak mampu menahan emosinya lagi.
"Apaan si, lepas deh." ucap Ica sambil melepaskan tangannya yang dicengkeram Salsa.
"Lo ngomong apa sama Rian??."
Nita yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya tertawa.
"Gue gak ngomong apa-apa. Apaan sih. Udah ah gue mau masuk." ucap Ica yang ketakutan.
"Kampret, kalo lo gak ngomong apa-apa sama Rian, gak mungkin gue nyamperin lo sekarang."
Ica mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia tak menyangka bahwa Salsa akan mengetahui hal ini. Ica benar-benar takut saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...