Chapter 24

1.7K 86 6
                                    

Mata Edo mengerejap perih, menyesuaikan dengan sinar lampu yang berada di depan nya, tangan nya terborgol dan di samping nya terlihat Salsa yang masih belum sadarkan diri. Salsa terbaring lemah, sekujur tubuhnya penuh luka. Edo yang melihat itu pun menangis pilu, bukan hanya karna Ia iba dengan keadaan Salsa, tapi Ia juga memikirkan nasib Nita. Apakah Nita seperti Salsa? Atau mungkin lebih parah? Dada Edo rasanya sangat sakit jika harus mengingat akan hal itu.

Salsa yang berada di pangkuan Edo kini mulai bergerak, tapi gerakan nya terbatasi karna tangan nya di borgol.

"E....Edooo??? Lo di sini????." Salsa menenggelamkan wajahnya ke perut Edo dan menangis tersedu-sedu.
"Do, Gue takut, Do. Gue takut, gue mau pulang." ucapnya lirih diikuti dengan isak tangis yang perlahan semakin pecah.

Edo yang mendengar itu merasakan sesak di dadanya. Sakit rasanya melihat wanita menangis di hadapan nya, terlebih lagi Ia adalah orang terdekat kita. Namun, Edo segera mengendalikan emosinya, Ia harus tegar untuk Salsa saat ini.

"Sal.. Lo tenang yaaa.. Jangan nangis, gue janji bakalan ngelindungin lo, dan bawa lo pulang secepatnya." Edo mengelus lembut rambut Salsa.

Salsa menghentikan tangisan nya dan melihat ke arah wajah Edo. "Beneran kan, Do?."

"Iyaa, serius. Gue bakalan cepet bawa lo pulang. Doni khawatir banget sama lo, belom lagi nyokap lo dan teman-teman yang lain nya. Oh iyaa, lo tau Nita dimana?."

Salsa mencoba bangun dari pangkuan Edo dan mengedarkan pandanganya di tempat yang sudah tak asing lagi baginya. "Harusnya dia di sini. Terakhir dia yang nyuruh gue buat pergi dari sini." wajah Salsa terlihat sangat panik, dan dia kembali menangis histeris.
"Harusnyaa gue gak ninggalin dia, Do. Harusnya gue sama dia kan? Gue emang sahabat yang gak bergunaa, gimana kalo dia di apa apain sama orang itu gimana kalo----."

"Sssttttttt." Edo meraih Salsa kedalam pelukannya, agar salsa tenang.
"Lo gak boleh nyalahin diri lo gini. Lo tau kan Nita itu kuat, mungkin aja Nita udah keluar dari sini, dan tugas kita sekarang cari cara biar bisa nyusul Nita." ucapan Edo berhasil membuat Salsa tenang. Sekarang yang harus mereka pikirkan adalah bagaimana cara agar dapat keluar dari gudang terkutuk ini.

"Sal.. Lo tau siapa yang nyulik lo sama Nita?."

"Engga, Do. Mukanya di tutupin masker jadi, gue gak bisa liat mukanya. Tapi dia kejam banget Do, beberapa kali dia nyiksa gue sama Nita, tapi Nita lebih parah. Nita selalu jadi tameng gue, Do. Beberapa kali juga Nita pingsan dan muntah darah, gue gak tega liat Nita kaya gitu, Do." tangis Salsa kembali pecahh.

Edo yang mendengar keterangan dari Salsa merasakan perih di hatinya dan emosi. Tangan nya mengepal sempurna, wajah nya merah padam, ingin sekali Ia membunuh orang itu saat ini juga.

Tiba-tiba mereka di kejutkan oleh suara dari arah pintu.

"Itu pasti dia,Do." Salsa menarik jaket Edo karna ketakutan.

"Sal.. Lo tiduran lagi sini di paha gue."

Salsa tidak menjawab, Ia hanya termenung canggung.

"Ck.. Cepetan, entar gue deh yang bilang sama Doni, engga dia gak bakalan marah. Pokoknya lo tidur aja pura-pura gak sadar, oke?."

Salsa pun mengangguk setuju dan segera berbaring dengan bantalan paha Edo. Edo pun ikut melakukan aksi Salsa untuk pura-pura pingsan.

Laki-laki itu kini tepat berada di hadapan Edo dan Salsa, dia menendang Edo dan Salsa, tapi tidak ada reaksi dari mereka berdua. Layaknya orang mati.

Tak lama terdengar suara Ia sedang menghubungi seseorang.

"Gue di lokasi, lo bisa ambil barang nya jam 12 nanti, gue udah gak butuh mereka."

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang