Satu minggu setelah pengumuman kelulusan, hari ini adalah hari dimana seluruh kelas 12 Erlangga berpenampilan lain dari biasanya. Ya hari ini acara graduation yang di adakan di aula sekolah. Kalem, aulanya kan luas pake banget yah jadi ya pihak sekolah ngadainnya di sekolah. Kenapa gak di hotel atau dimana? Ya tanya aja kepala sekolah Erlangganya yah. Dedeq tidak tahu.
Joko, Farel, Udin, Rian serta Yogi sedang berada di luar aula. Acara memang belum di mulai. Kelima cowok itu menggunakan tuxedo hitam, meski berbeda ukuran tapi warnanya sama kan? Gapapa, mereka tetap tampan.
"Yan, masa pake dasi kupu-kupu sih?." tanya Yogi lebih ke pernyataan.
"Elahh, perlu banget di masalahin apa? Emak gue yang ngasih."
"Lepas aja, Yan. Kaya waiters tau." ucap Udin.
"Masa??."
"Menurut L?." Yogi langsung menoyor kepala Rian.
"Duo curut belum dateng?." tanya Joko.
"Bentar lagi." Farel merapikan dasinya yang sedikit berantakan.
"Gue mau foto sama Salsa ah, ya kali aja entar foto itu nuntun gue sama Salsa ke pelaminan." Rian tersenyum simpul mendengar perktaannya sendiri.
"YOU WISH!."
Rian hanya berdecak kesal, dan menatap Farel dan yang lain dengan tatapan tidak suka.
"Masuk yuk, bete gue di luar." ajak Yogi yang baru saja membuka bungkus permen kakinya.
Farel serta yang lain mengiyakan ajakan Yogi dengan anggukan.
"Ehm.. Gak mau nungguin duo princess masuknya?." ucap Salsa dengan halus.
Farel, Joko, Rian, Udin dan Yogi langsung menoleh ke sumber suara. Mata mereka berlima mengerjap beberapa kali. Rian yang lebih menampakan sorot mata memujanya di banding yang lain.
Kelima cowok itu menelan ludahnya bersamaan. Salsa dan Nita hanya menatap mereka bingung.
Nita langsung menjentikan jarinya didepan wajah mereka masing-masing. Benar saja, Kelimanya langsung sadar dari dunia khayalannya.
"Salsa? Nita?." tanya mereka berlima bersamaan.
"Ya lo pikir siapa? Gak ada setan yang napak." Nita memutar bola matanya malas.
"ANJIR! KENAPA LO BERDUA BISA ANGGUN CANTIK KAYA GINI???." teriak kelima cowok itu lagi, yang membuat siswa lain pun ikut memperhatikan Salsa dan Nita.
Salsa mengenakan kebaya modern biru muda lengan pendek, serta kain tradisional bermotif batik yang hanya mencapai lututnya. Serta heels yang tidak terlalu tinggi berwarna silver. Setara dengan tas kecil yang di genggamnya. Sementara Nita, tidak jauh berbeda dengan Salsa. Ia mengenakan kebaya merah maroon lengan pendek juga kain tradisionalnya yang juga selutut. Ini emang rencana mereka, memakai segalanya yang sama hanya warna kebayanya saja yang berbeda. Mungkin terlihat seperti anak kembar. Bedanya, heels Nita lebih tinggi dibanding Salsa. Rambut mereka tersanggul rapi, bukan seperti sanggul pada umumnya. Sanggul mereka bisa dibilang masa kini. Karena pakai rambut asli, bukan sanggul buatan.
Make up yang tidak terlalu tebal, tetap memancarkan kecantikan dalam diri keduanya. Intinya cantik lah mereka.
"Bisa dong, gak usah terpana gitu ah. Dedeq kan malu." kata Salsa menahan tawanya.
Tanpa menggubris ucapan Salsa, mereka semua langsung masuk kedalam aula. Memang tidak ada yang berpikir bahwa Salsa dan Nita bisa seanggun sekarang. Karena sikapnya di sekolah yang menunjukan bahwa mereka tidak ada anggunnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner [Completed]
Teen FictionSalsa Anggriani Putri, gadis cantik yang membuktikan pada dunia bahwa Partner Terbaik tidak harus bersama kekasih, melainkan dengan sahabatnya, Nita Pratiwi. Gadis matre yang selalu menjadi tameng disaat Salsa mengalami kerapuhan dalam hidupnya. Tap...