Chapter 13

2.1K 96 0
                                    

.
.
..

Seperti biasa aktivitas pagi-pagi di rumah Nita super sibuk. Bibi yang nyiapin sarapan, Om Rizal yang riweh benerin dasi sambil teriak manggil Tante Mirna. Tante Mirna yang juga sibuk bangunin kebo dua dan nyuruh sarapan dan dua kebo yang emang udah telat gara-gara cerita-cerita gak jelas semalem. Salsa memang masih tinggal di rumah Nita, sejak kepergiannya dari rumah pasca orang tuanya memberitahu bahwa mereka akan cerai Ia lebih memilih tinggal dirumah Nita. Keduanya lari buru-buru ke meja makan. Karna jam sudah menunjukan pukul. 07:00. Padahal, dari rumah Nita ke sekolah butuh waktu 30 menit, sedangkan masuk sekolah jam 07:15. Alamat telatt dehh...

"Sal. Doni nungguin nihhh sayang ayo turunn. Nita juga cepetan turunn." teriak Tante Mirna dari bawah.

Ya, di bawah emang udah ada doni yang enak enakan makan roti sandwich buatan bibi.

"Iya tantee.. Kita turun" jawab Salsa sambil menuruni tangga dengan tergesa gesa.

"Ih si don don udah nongkrong aja lu di marih." cetus Nita yang melihat Doni sedang menikmati rotinya itu.

"Iya dong, kan mau jemput tuan putri." jawab Doni sambil menyunggingkan senyum simpul untuk menggoda salsa.

Salsa yang sudah tepat berada di samping Doni, langsung tersipu malu dan memukul tangan doni pelan.

"Apaan sih, Don. Ayo berangkat ah udah siang banget nih." ajak Salsa.

"Hey makan dulu sini sarapan, Sal." ucap Tante Mirna yang mencegah Salsa dan Doni.

"Gausah tan, nanti Salsa sarapan di sekolah aja." jawab Salsa pamit. Tak lupa Ia mencium tangan Tante Mirna dan memeluknya.

"Makan cinta aja dahh lu berdua." sindir Nita sambil mencomot satu sandwich di meja makan.

"Sirik loo" jawab Doni sambil melingkarkan tangan nya di pundak Salsa.

"Idihhh, tengil bgt lu Don, Don."

"Oh iya, Ma. Nita juga pamit ah, udah siang banget, dah assalamualaikum." Lanjutnya.

Nita berlari menuju garasi mobilnya. Baru beberapa detik Ia berada digarasi, Nita langsung teriak heboh sampai semua yang masih ada di dalam langsung menghampirinya ke garasi.

"MAMAMAHHHHH." teriak Nita super duper kenceng.

Semua berlari termasuk Salsa sama Doni yang memang belum berangkat.

"Kenapa sayang kenapa?." tanya Mirna panik. Rizal gak kalah paniknya. Dia lari sambil bawa garpu dan pisau makan nya.

" ada apa? ada apa, Nit?? Ada mayat? maling? Atau apa??" sambung Rizal.

"Ngapa lu, Ta?." tanya Salsa.

"Ban mobil gua kempes nohh." Nita menunjukan ban mobil depannya yang emang udah kempes melempem.

Semua yang ada di situ bernafas legaa, tapi memasang wajah kesal setengah mati.

"Alay, Lu. Kirain apaan" cetus Doni.

"Tau nih, kamu bikin kita panik tau ga?." kata Mirna sambil mengelus dada nya.

"Oh itu. Iya, Papah pake mobil kamu semalem. Terus kena paku, mau ke bengkel tutup, yaudah gak jadi."jawab Rizal dengan muka tak bersalah. Padahal Nita udah dongkol banget denger penjelasan Papanya.

"Ih, Papah. Terus aku sekolahnya gimana ini?." Nita merajuk dan mengacak-acak rambutnya.

"Mau bareng kita ga?." ujar Salsa menawarkan diri.

"Lu bawa mobil emang, Don?." tanya Nita.

"Kaga, Nit. Gue bawa motor." jawab Doni santai.

"Ogah kalo gitu, jadi cabe cabean gue entar! Mana motor lu nungging gitu lagi." ujar Nita yang semakin kesal karna jawaban Doni.

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang