Chapter 11

2.1K 104 4
                                    

Bagaikan gurun pasir yang di guyur hujan. Bagaikan malam yang merindukan sinar rembulan dan taburan bintang. Begitu juga dengan apa yang dirasakan Iqbaal.
Kini tirai hitam yang selama ini menutupi jiwa nya kembali terbuka sedikit demi sedikit. Cahaya itu mulai masuk ke dalam jiwanya. Cahaya yang selama ini ia rindukan, cahaya yang selama ini telah hilang.
Sorot mata yang memancarkan kerinduaan, senyuman yang sangat meneduhkan, dan segala sesuatu yang membuat logikanya berhenti berfikir saat itu jugaa.

Kerinduan yang selama ini menyiksa nya, kehilangan yang sangat menyakitkan dan keputus asaan yang membuat tirai hitam itu sukses menutupi jiwanya .
Kini saat tirai hitam itu telah hilang dia berjanji pada dirinya untuk selalu menjaga, selalu melindungi dan selalu berada di samping nya..
Sinar cahaya itu adalah Salsa. Ya, Salsa yang sudah menjadi cahaya baru untuk Iqbaal.
Mungkin beberapa orang akan menganggapnya gila tapi faktanya ini lah yang Iqbaal rasakan. Jatuh Cinta lagi.

Bandung, kota indah yang terkenal dengan berbagai tempat-tempat indah. Kota dengan seribu pesona tempat para pelancong menghabiskan waktu weekend. Yahh, siapa yang tidak tau pesona Bandung..
Di kota indah itu juga Iqbaal dilahirkan. Di didik dan di besarkan oleh keluarga yang sangat harmonis. Dibkota itu juga dia menuntut ilmu agar masa depan nya cerahh. Agar kelak bisa membahagiakan keluarganya, berguna bagi bangsa dan agamanya..
Cukup klise memang tujuan hidup nya dan normal. Tapi semua berubah saat ia beranjak dewasa saat ia memasuki bangku SMA dan saat ia mengenal apa itu Cinta.

Hari terus berganti minggu dan minggu terus berganti bulan. Ia jatuh cintaaa, iya cinta pandangan pertama pada seorang gadis bernama Adila, Adila Intan Rahayu . gadis cantik dengan sorot mata yang tajam namun indah. Ia juga memiliki senyum yang sangat meneduhkan,,

Mereka menjalin hubungan yang sangat harmonis. Adila dan Iqbaall bak botol yamg menemukan tutup nya. Sikap Adila yang manja membuat Iqbaal makin jatuh cinta kepadanya..

"Baal, kamu tau gaa ? salah satu anugrah terindah dari Tuhan itu apa? Bisa milikin kamu, Baal." ucap Adila sambil menyandarkan kepalanya di bahu iqbaal.

Iqbal yang sudah terbiasa dengan ucapan manis itu hanya mengusap wajah Adila lembut sambil tersenyum manis.

"Sayang.. Kamu juga anugrah terindah yang aku punya selain orang tua aku." jawab Iqbaal yang kemudian mengecup lembut kening Adila.

***

Hari hari mereka di lewati dengan begitu banyak hal indah. Romantis tanpa pertengkaran, karna Iqbaal lebih memilih mengalah saat Adila mulai merajuk.. Sampai suatu sore Iqbaal mendengar kabar yang sangat menyakitkan. Seakan dunianya akan runtuh hari itu juga, ia mendengar jika mobil yang Adila tumpangi mengalami kecelakaan..

Iqbaal lari ke rumah sakit tempat Adila di rawat. Tapi semua sia sia, Adila tidak dapat di selamatkan. 'Bak petir di siang bolong, hati Iqbaal hancur saat itu juga, separuh jiwa Iqbaal ikut hilang dengan kepergian Adila sore itu.

Iqbaal tidak bisa menerima begitu saja atas apa yang menimpanya sekarang. Iqbaal mengalami depresi, Iqbaal kalut. Iqbal sakit, Ia mengurung diri di kamar. Orang tua Iqbaal kehabisan akal untuk menyuruh anak nya bangkit..

Iqbaal butuh psikiater. Iqbaal butuh suasana baru, Iqbaal butuh orang baru..

Satu tahun sudah cukup untuk keterpurukan nya. Cukup untuk mengenang Adila. Cukup untuk menyesali kepergian nya.. Iqbaal sadar jika Ia terus seperti ini maka Adila akan sedih.. Ia memutuskan untuk bangkit dan meminta kepada keluarganya agar di pindahkan ke Jakarta, sampai dia benar benar bisa melupakan semua kenangannya bersama Adila.

Kesakitan itu mulai hilang. Kenangan pahit itu mulai sirna saat Iqbaal menemukan sosok Salsa. Iyaa, Salsa. Semua yang ada pada Adila ada di diri Salsa. Mungkin hanya tutur katanya saja yang berbeda. Tapi, itu yang membuat Iqbaal semakin yakin kalau Salsa memang ada sebagai penyembuh lukanya.

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang