"Ken, minta kuenya lagi." Rasya mencomot sponge cake chocolate yang tergeletak di laci nakas sebelah tempat tidur Ken.
"Ini ceritanya mau nengokin apa mau ngabisin makanan sih?" protes Ken karena Rasya dari tadi mulutnya tak bisa berhenti mengunyah.
Rasya menjitak kepala Ken, dia memang sudah menghabiskan tiga potong kue belum lagi keripik camilan Ken sejak Rasya memasuki kamarnya.
"Buatan Rein?" tanya Rasya dan Ken mengangguk.
"Enak!!" kata Rasya sambil menjilati jarinya.
"Ya makanya jangan dihabisin. Dia kan ngebuatin kue buat aku," protes Ken lagi.
Rasya mencibir. "Minta aja lagi. Dia pasti mau ngebuatin," jawab Rasya sambil mencomot kue lagi.
Batas toleransi Ken sudah habis. Dia mengambil piring kue dan menaruhnya di kasur, jauh dari jangkauan tangan Rasya.
"Agghhhhh... pelit banget sih!" gerutu Rasya.
"Siapa suruh jadi orang rakus banget!"
Pintu kamar Ken terbuka dan Rein masuk membawa greentea panna cotta.
"Ini kenapa ribut banget sih?" tanya Rein.
"Nih... si Ken pelit, minta kue ga dibagi." Rasya mengadu.
"Udah ngabisin empat potong! Ga dibagi dari sebelah mananya?" gerutu Ken kesal.
Rein memutar bola matanya. Biarlah mereka bertengkar, nanti juga akur lagi kalau ada tambahan makanan.
"Ken, makan dulu." Rein menyerahkan panna cotta ke Ken.
"Thanks."
Rein tersenyum dan beranjak pergi.
"Buat aku mana?" tanya Rasya.
"Di bawah," jawab Rein singkat.
"Hah? kok Ken dibawain? Curang amat, dibuatin kue pula."
Rein berbalik menghadap Rasya, matanya mendelik menyeramkan.
"Onii kan ga sakit! Sakit dulu, nanti baru boleh manja-manja!!"
"Ken, nular ga? Sini deket-deket, gantian gitu... nanti kalau ketularan, aku mau tiramissu ya, Rein."
Rein menghampiri Rasya dan mencubit lengannya sementara Ken tertawa terbahak-bahak. Setelah puas mencubit, Rein pergi meninggalkan mereka berdua.
"Cepet sehat sana, kasian Rein.. belum pulang dari kemarin kan?" kata Rasya sambil mengeplak kepala Ken.
"Dari hari Jumat," jawab Ken, padahal sekarang sudah hari Minggu.
Ken memakan panna cottanya. Rein memang sangat berbakat dalam membuat dessert. Bahkan lebih jago dari mama Hana yang pintar memasak. Karena Rein sangat detail dan teliti. Syarat mutlak bagi orang yang gemar membuat makanan penutup.
"Kata Zain, kamu beneran sakit karena patah hati Rein punya pacar?" tanya Rasya keheranan.
Ken diam saja tapi dalam hati mengutuki Zain yang bermulut ember.
"Pacar Rein siapa sih?" tanya Rasya lagi.
"Emang Rein ga cerita? Tumben." jawab Ken merasa heran juga karena biasanya Rein jauh lebih terbuka dengan Rasya dan tak pernah meyembunyikan apapun darinya.
"Ya kalau dia cerita, aku juga ga akan nanya, Dudul!!" seru Rasya keki sambil memukulkan bantal ke kepala Ken.
"Angkasa," jawab Ken lesu setelah balas memukul Rasya dengan guling.
![](https://img.wattpad.com/cover/64608853-288-k364605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Only We know
Dla nastolatkówWhen your some kind of Brother fall in love with you, now you are in a serious trouble!!! ketika Rein menyadari kalau Ken si playboy, anak dari sahabat baik orangtuanya, yang tumbuh dan besar bersama sebagai musuh besar menyatakan kalau dia mencinta...