Part 7 - Curiosity

8.5K 1K 29
                                    


Rein membuka bekalnya, kali ini mamanya membuatkan onigiri isi tuna. Tadinya dia berharap mendapat onigiri isi daging ayam, tapi Ken yang menyebalkan menghabiskan semuanya ketika mereka sarapan.

Bocah gendeng itu tak suka ikan tuna dan Rein sebagai kakak yang baik harus mengalah. Lebih tepatnya bukan mengalah, tapi tangan Rein kalah cepat daripada Ken yang sangat sigap dalam merebut makanan.

Ken hanya tertawa melihat Rein cemberut, kemudian membagi dua onigiri ayamnya ke Rein ketika sarapan tadi sambil berkata kurang ajar.

"Nih nyobain, biar baby-nya ga ngiler," ledek Ken.

Rein merengut dan menginjak kaki Ken kuat-kuat, tapi memakan onigiri yang ditawarkan.

Rein mengambil satu buah dan memakannya. Mamanya memang juara memasak! Padahal Rein juga sudah sering diajari membuat onigiri. Tapi dia selalu merasa masakannya masih jauh dari level mamanya.

Ketika Rein protes kenapa resepnya sama tapi hasilnya beda, mamanya hanya mengedipkan mata sambil berkata, "Karena Mama buatnya pakai cinta." Biasanya Rein hanya mendengus sebal jika mamanya berkata dangdut seperti itu.

Cinta... apa itu cinta? Mama dan papa jelas memberikan contoh luar biasa kepada Rein dan Zain tentang cinta dan hubungan antar lawan jenis.

They love each other, tampak jelas dari cara mereka saling memandang. Atau sentuhan-sentuhan kecil setiap mereka bersama membuat Rein dan Zain depresi dalam mencari pasangan karena sulit menandingi kemesraan kedua orangtuanya yang Rein dan Zain tahu sudah bersama sejak SMU.

Rein beranggapan dia harus mencari pria seperti papanya yang pintar, tampan, dan sangat bersahaja. Yang mana kemungkinan menemukan orang seperti itu adalah one in a million. Jadi selama masa remajanya ini Rein super santai, tak pernah berminat untuk menjalin hubungan dengan siapapun walaupun sudah ada beberapa laki-laki yang menawarkan cintanya.

Mamanya pernah berkata, 'Love will come for those who wait.' Jadi Rein sabar-sabar saja menanti sang prince charming yang akan merebut hatinya.

Rein membuka buku sejarahnya. Jam terakhir nanti akan ada test dan dia ingin menenangkan diri dengan membaca ulang catatannya. Tiba-tiba ada yang menyapa.

"Excuse me, boleh ikut duduk di sini?" tanya Angkasa sambil tersenyum manis.

Rein balas tersenyum melihatnya dan segera menggeser duduknya.

"Kamu ngapain di lantai 3? Kelas kamu di bawah kan?" tanya Rein setelah Angkasa duduk.

"Kamu ngapain di depan lab bahasa pas istirahat gini? Kelas kamu di lantai 2 kan?" Angkasa malah balik bertanya.

"This is one of my favorit spot to read,"  jawab Rein.

"Kamu lagi baca apa sekarang?"

"Catatan sejarah, jam terakhir test," kata Rein sambil menunjukkan catatannya.

"Oh, aku udah tadi di jam pertama."

"Susah ga?"

"Buat kamu yang kelihatannya belajar setiap saat pasti ga susah. Tenang aja."

Rein tersenyum.

"Kamu mau?" katanya sambil menawarkan onigiri miliknya dan Angkasa menerima tawarannya.

"Enak," kata Angkasa setelah menghabiskan onigiri nya.

"Mamaku pintar masak."

"Bukan kamu yang buat?"

Somewhere Only We knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang