"Chika, temenin yuk," bujuk Rein ketika melihat Chika datang."Ke mana?"
"Ke kelas Ken, balikin charger. Charger dia ketinggalan di kamar Zain. Mau nyuruh dia kemari tapi ponselnya ga bisa dihubungi."
"Ya udah, samperin aja. Kenapa juga gue kudu ikutan?"
"Ah Chika, temenin dong. Si Ken suka rese soalnya, biar ada back up kalau jahilnya kumat."
Chika menggeleng-gelengkan kepala keheranan dengan sikap Rein yang selalu memasang wajah permusuhan setiap kali menghadapi Ken walaupun dia juga sering berlaku sama. Ken si songong adalah junior dia di club basket dan yang paling sering Chika ajak tarik urat berdebat soal strategi.
Sebagai sahabat yang baik, dia akhir menuruti permintaan Rein.
Rein melongok-longok di depan pintu kelas Ken tapi tak mendapati anak itu di sana.
"Nyari siapa?" tegur Ken dari belakang membuat Rein dan Chika terlonjak kaget.
"For God sake!! Bikin kaget tau ga, Ken?" gerutu Rein.
Ken nyengir, mencubit pipi Rein kemudian masuk ke kelasnya melewati Rein yang masih berdiri di pintu dan duduk di bangkunya. Dia mengeluarkan buku dan mulai membaca.
Rein mendengus sebal. Ken pasti tahu dia ke kelasnya untuk mencari dia, tapi Ken dengan sangat menyebalkan malah mengacuhkannya.
"Rein," tegur Angkasa.
"Hei."
"Ngapain di sini?"
"Mau balikin charger Ken. Kamu abis dari mana?"
"Toilet."
"Udah cuci tangan kan?" tanya Rein sambil memicingkan mata.
Angkasa tertawa. "Udah."
Chika yang dari tadi berdiri di sebelah Rein, berdehem-dehem minta dikenalkan.
"Asa, kenalin temen sekelasku. Chika."
Angkasa tersenyum dan mengulurkan tangannya menjabat tangan Chika.
"Angkasa, atau panggil aja Yuda."
"Jessica, panggil aja Chika."
"Sa, buku kamu udah selesai aku baca loh," ucap Rein.
"Cepet amat? Padahal aku ga akan ngasih denda kalaupun kamu balikinnya minggu depan."
"Aku kan kalau baca cepat, istirahat nanti kukembaliin deh."
"Oke, ketemu di tempat biasa ya... aku balik ke kelas dulu, ada tugas yang belum kuselesaiin. Bye Rein, Chika," kata Angkasa sambil tersenyum kemudian bergegas ke kelasnya.
Setelah Angkasa tak terlihat lagi Chika mencubit-cubit lengan Rein, gemas.
"Ihhhh... loe kenal dari kapan sih? Kok ga pernah dikenalin ke gue? Lucu gitu, mana tinggi pula. Gue pikir cuma si Ken doang yang nelen galah, ternyata ada juga yang tingginya sama kayak Ken."
"Itu kan udah gue kenalin. Anak baru di kelas IPS."
"Lucu banget padahal, tapi kok kurang eksis ya? Setipe ya sama loe? Suka mojok sendirian. Eh, sekarang jadinya mojok berduaan. Ciehhhh Rein, ati-ati, kalau duduaan ada setannya loh."
Rein mencubit pipi Chika, gemas.
"Iya, kalau ada loe, loe jurig-nya," seru Rein sebal kemudian masuk dan menghampiri Ken yang masih asyik menenggelamkan diri dalam buku pelajarannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/64608853-288-k364605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Only We know
Teen FictionWhen your some kind of Brother fall in love with you, now you are in a serious trouble!!! ketika Rein menyadari kalau Ken si playboy, anak dari sahabat baik orangtuanya, yang tumbuh dan besar bersama sebagai musuh besar menyatakan kalau dia mencinta...