Pagi hari ini diawali dengan suara merdu milik burung gereja yang beterbangan. Aroma khas dari embun pagi membuat siapapun yang merasakannya akan terlelap kembali. Udara yang belum tercemari menerpa wajah setiap orang. Ditengah kedamaian pagi, seorang gadis masih setia dengan ranjang empuknya. Mata itu terus terpejam damai.
"Hoahhhh!!!" Reina. Ya gadis itu adalah Reina. Ia merentangkan kedua tangannya agar sendi-sendinya tidak kaku.
"Loh? Kok gue di kamar?" Gumam Reina.
"Erika ada, kasur gue ada, ini kamar gue! Perasaan kemarin gue di mobilnya Erlang deh. Jangan-jangan... semalem cuma mimpi?" Ucap Reina histeris.
"AAAAAA MIMPI SIALAN!" Umpat Reina keras, yang membuat orang di sebelahnya menegakkan tubuhnya secara refleks dan tiba-tiba.
"Gila lo! Masih pagi nih. Ngapain teriak-teriak sih?" Erika. Gadis itu mengomel sambil mengelap liur yang mengalir di pipinya.
"IYUCKKKHHHH!!! Ileran yekk..." Reina mencebikkan mulutnya.
"Hehe... wajarin ajalah Rei... Yang penting gak teriak-teriak kegilaan kayak lo! Lo kenapa sih teriak-teriak kayak gitu?!" Semprot Erika sambil memasang wajah tak suka.
"Ka.. bilang ke gue kalo semalen bukan mimpi! Kemarin gue beneran pergi sama Erlang kan? Itu bukan mimpi kan?!" Reina bertanya sambil menguncang-guncangkan tubuh Erika.
"Mimpi apaan sih! Lo sakit ya, Rei? Orang jelas-jelas kemarin lo pergi sampe malem bengedd pake D!" ucap Erika jengah.
"Trus, kok gue ada di kamar?" Tanya Reina sambil mengernyitkan dahinya.
"Lo berharap dimana emangnya? Di rumah Erlang?"
"Lo kemarin ketiduran di mobil Erlang. Terus, dia gendong lo ke kamar karena takut ngebangunin lo. Nah dia langsung cabut deh!" Jelas Erika panjang lebar.
"Dah gue mau tidur jangan ganggu!" Erika membaringkan tubuhnya kembali dan menutup tubuhnya dengan selimut.'Jadi... kemarin gue gak mimpi. Kemarin beneran terjadi. Aaaa'
Reina tersenyum senang. Ia mengambil ponselnya untuk berterima kasih pada Erlang. Ia baru ingat, ia tidak mengucapkan sepenggal kata 'terima kasih' sedikitpun kemarin.
Baru saja ia membuka ponselnya, sebuah pesan singkat yang dikirim melalui LINE telah masuk terlebih dahulu.
'Erlang...' batin Reina.
From: Erlang
Rei udah bangun belum?
Reina tersenyum saat membaca pesan dari Erlang. Kemudian ia membalasnya.
Udah.
Selanjutnya terjadi percakapan singkat antara mereka.
Erlang: Udah mandi? Makan? Minum?
Reina: Belum! Belum! Belum!
Erlang: Sama dong! Hehe...
Reina: Pantes daritadi aku kebauan!
Erlang: Lebay! Biarpun gue gak mandi, gue tetep ganteng sama wangi tau!
Reina: Iya aja deh...
Erlang: Ya udah. Eh gue mau tidur lagi ya. Lo juga tidur deh. Bye lovely...
Reina: Huekkk...
'Apa tadi maksudnya lovely? Apa gak salah denger! Eh kok denger sih? Maksudnya lihat. Ya Tuhan hambamu nge fly!'
Tanpa ba bi bu, Reina langsung membaringkan tubuhnya ke kasur sambil berusaha menetralkan jantungnya. Tak lama ia kembali terlelap dengan damai.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINGGU
Teen FictionKetika tinggal aku sendiri yang mengharapkanmu. Di hari MINGGU kita. ●○● Hancur. Hanya itu mungkin saat ini yang bisa dideskripsikan dari seorang Aku. Mungkin aku adalah orang paling menderita di dunia ini. Yaa... menderita. Tapi semua berubah saat...