19. Keindahan Cinta...

765 50 3
                                    


"Nanti malem gue jemput ya," Erlang mengacak pelan rambut Reina.

Ia dan Reina berada di mobilnya, tepat di depan rumah Reina. Tidak terasa, 3 minggu telah terlewati semenjak kejadian itu, dimana Erlang menyatakan cintanya pada Reina. Mereka sudah melewati 21 hari itu dengan menyenangkan. Tidak ada hambatan, atau.... belum?

"Iya. Jangan telat ya, awas sampe telat!" Ancam Reina. Telunjuknya menunjuk Erlang dengan berani, dan matanya menatap Erlang garang.

"Iya-iya cewek galak! Minta dicubit pipinya!" Erlang mencubit kedua pipi Reina dengan keras, yang membuat Reina menjerit.

"ERLANG ASSEGAFFF!!! Sakit tau!" Omel Reina sambil menjambak rambut Erlang.

Inilah mereka, sebelum pacaran, kalem dan sok malu-malu. Tapi sekarang? Boro-boro kalem. Kelakuannya, astaga... kayak kucing dan tikus, tapi tetap saling mencintai.

"Apa Reina ku, Ashilla ku?" Erlang menaikturunkan alisnya menggoda. Wajahnya dibuat seimut mungkin.

"Erlang udah aku bilang berapa kali? Kamu itu gak usah sok imut deh! Pingin muntah liatnya," Cibir Reina yang disambut dengan tawa Erlang yang pecah.
Hingga ia tidak sadar bahwa gadisnya telah keluar dari mobil itu.

Brak! Ditutupnya pintu mobil oleh reina.

"Jangan telat ok?" Reina mengedipkan kelopak matanya yang sebelah kanan, kemudian berlari ke dalam rumah.

Erlang terkekeh di dalam mobilnya. Tersenyum melihat gadisnya itu.

"Gue harap kita bisa gini terus," Gumamnya lirih.

***

Tulilut tulilut...

"Halo, dengan Reina anak bapak Mike, ada apa bapak atau ibu?" Reina mengangkat telfon rumahnya dengan malas, yang sedari tadi berbunyi.

Sebenarnya ia tidak mau mengangkat telfon itu, tapi di rumah tidak ada siapa-siapa. Ayahnya baru pulang dinas besok, sementara bi Ijah sedang menjenguk tetangga yang sakit.

"Ibu-ibu, enak aja! Ini gue! Erika," Ucap seseorang di seberang sana dengan emosi.

"Ohh... gue kirain siapa. Kenapa gak ke hp aja sih? Lo bikin gue harus turun ke bawah segala. Tau gak sih, gue lagi pegel banget badannya?!" Cerocos Reina tanpa henti. Kesal akan kelakuan Erika yang membuatnya suka naik pitam.

"Hehe... sengaja," Jawab Erika dengan polos, yang di balas dengan dengusan keras Reina.

"Dasar. Kumat kan sifat terpuji lo." Sindir Reina tepat sasaran. Terdengar suara tawa Erika yang pecah di seberang sana. "Tujuan lo nelfon gue apa? Ada kepentingan apa gerangan? Cepet ngomong, gue pingin tidur lagi. Ah lo ganggu tau gak?!" Reina berceloteh panjang lebar, layaknya ibu-ibu pasar.

"Nanti malem jadi kan?" Tanya Erika yang membuat kening Reina mengernyit bingung.

"Jadi apa?"

"Show up KONSER! Kita pergi jam berapa?" Erika bersorak dengan riang, saat mengucapkan 'Show up KONSER'.

"ASTAGA!" Pekik Reina tiba-tiba. Ia menepuk jidatnya dan mulai merutuku dirinya sendiri.

"Kenapa Rei?" Di seberang sana. Erika mulai panik sendiri.

Reina membulatkan tekadnya untuk memberitahu kepada Erika. "Sebenernya..."

MINGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang