zeventien

3.5K 449 39
                                    

Skylyn langsung membulatkan matanya tak percaya sambil memukul kakaknya sekencang mungkin. Karena, ia kira. Matt dengan marah atau semacamnya kepadanya. Ternyata ia ingin menumpahkan kekesalannya kepada Skylyn dengan bersikap dingin kepada adiknya.

"Sialan! Aku kira kau marah padaku! aku kira kau membunuh Ca-" ucapan Skylyn langsung menggantung dan berhenti memukuli kakaknya yang membuat Matt bingung.

"Membunuh?" tanya Matt bingung.

Skylyn langsung menggeleng. "Ah tidak! Kau kan suka membunuh nyamuk jadinya kau seperti itu padaku." jawab Skylyn mengarang. Matt terkekeh.

"Haha, kau ini ada - ada saja. Sana ambil makananmu dan cepat tidur, lihat sudah jam berapa ini." ujar Matt dan Skylyn langsung mengangguk.

"Tapi, kau harus menceritakan kepadaku apa yang terjadi hingga kau seperti ini, Matt. Dan kau tahu? aku tak suka jika kau memberiku silent treatmentmu itu." ucap Skylyn dan Matt hanya terkekeh mendengar ucapan adik satu - satunya itu.

"Baiklah - baiklah, aku akan menceritakannya nanti. Dan kau harus menceritakan kedekatanmu dengan Calum itu." terang Matt dan membuat Skylyn membulatkan kedua bola matanya tak percaya.

"B-bagai-bagaimana kau tahu?" tanya Skylyn gelagapan.

"Kau lupa? Aku bisa melihat hantu disekitarku, Sky. Memangnya aku tidak tahu? kau suka keluar rumah hanya bertemu dengan Calum itu? dirumah tua dekat jalan Paddington, bukan?" jawab Matt. Dan tentunya Skylyn mengangguk.

Ia benar - benar lupa dengan kakaknya yang bisa melihat orang yang sudah mati. Waktu kecil, Matt memang suka berbicara sendiri dan ibunya berkata Matt sedang berbicara dengan temannya namun berbeda dunia.

"Sebentar Matt, aku mau mengambil makanan dahulu, kita lanjutkan sambil menonton, okay?" Dan Matt mengangguk.

Setelah Skylyn mengambil dua bungkus keripik kentak ukuran besar dan beberapa soda. Skylyn pun bergabung dengan Matt yang sedang duduk menonton Manchester United melawan Chelsea. Skylyn pun duduk disebelah Matt.

"Sejak kapan kau mengetahui bahwa aku suka keluar malam, Matt?" tanya Skylyn sambil membuka bungkus keripik kentangnya dan memakannya.

"Sebenarnya sudah lama. Namun, aku baru merasakannya saat aku menyapamu saat kau menonton The Maze Runner. Kau ingat?" tanya Matt. Skylyn pun mengingat - ingat kembali dan ia pun mengangguk.

*a/n (check part 3 kalo lupa)

"Aku melihat disebelahmu itu ada sesosok bayangan hitam yang mengikutimu kemana kau pergi. Dan, kau tahu? kau pernah bilang padaku apakah aku mendengar pecahan beling atau semacamnya? Sebenarnya aku mendengarnya, aku hanya mengetestmu, apakah kau mendengarnya atau tidak. Ternyata kau mendengarnya." jelas Matt dan Skylyn hanya mengangguk saja sambil sibuk memakan keripik kentangnya.

"Dan, apakah menurutku langkahku sudah benar?" tanya Skylyn kepada Matt.

"Apa maksudmu?" tanya Matt balik.

"Maksudku adalah, apakah langkahku sudah benar karena aku sudah membantu Calum?" jelas Skylyn dan Matt mengangguk.

"Aku tahu, Sky. Dia ingin sekali pergi. Karena, ia rindu dengan keluarganya. Ia ingin ke surga. Namun, ada yang menahannya." terang Matt.

"Apa itu?"

"Karena, kepribadian jahatnya belum terkubur dengan baik dan kau harus berhati - hati." disana Skylyn langsung mematung.

***

Pagi harinya, Skylyn berangkat menuju rumah tua itu. untuk melaksanakan misi selanjutnya dihari ketiga. Pergi kekarnaval dan kepantai. Sebelumnya mereka sudah pergi ketaman, berkunjung kepemakaman keluarga Calum dan berkenalan dengan Luke. Entah kenapa, Calum ingin sekali berkenalan dengan Luke.

Seen ✧ Hood [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang