zevenentwintig

2.8K 384 85
                                    

Calum langsung menghampiri jasad kakaknya dan tangisnya mulai pecah. "Ya Tuhan Mali." ucapnya sambil memeluk tubuh kakaknya yang berlumuran darah.

Entah kenapa, Calum langsung berlari mencari keberadaan ibunya. Ia terus mencari hingga di ruang bawah tanah. Wajah Calum sangat takut serta gugup. Bagaimana jika orang tuanya juga mati disana?

Fuck, ini akan sangat mengerikan. pikir Michael.

Dasar penakut. pikir Ashton.

Sialan, aku penasaran. pikir Skylyn.

Dan, saat Calum sudah menuruni tangga. Ia melihat jasad kedua orang tuanya sedang menggantung layaknya pakaian yang belum kering. Wajah mereka mengerikan. darah bekas sayatan menetes dimana – mana. Calum berjalan mundur dengan perlahan dengan perasaan syok dan juga takut.

"Si–siapa y–yang m–me–melakukan ini?" tanya Calum gelagapan kepada dirinya sendiri. Hingga seseorang datang ke hadapannya.

"Aku." jawab seseorang yang berdiri didepan Calum.

Calum perlahan mulai mendongak ke atas dan melihat seorang wanita yang ia benci dengan tatapan tajam dan menyeringai jahat.

Sialan! Ternyata dia yang melakukannya. pikir Luke.

Apa alasannya?. pikir Lily.

"Sialan! Apa maumu?!" teriak Calum berang dan menatapnya sinis.

"Mauku?" tanya wanita itu sambil tertawa jahat, "Mauku adalah kau." lanjutnya sambil menunjuk dada Calum. Namun, Calum menapis tangannya.

"Kau seorang psikopat, Clara! You're insane!" teriak Calum lagi. Namun, wanita itu langsung tertawa keras dan menatap Calum tajam.

"Aku tak gila," balas Clara, "I'm not insane. I just can't drown my demons." lanjutnya.

Bulu kudukku merinding saat Clara mengucapkannya. pikir Michael.

Calum langsung menegang ditempatnya, ia ingin pergi selagi bisa. Calum langsung berlari keluar dan menjauh dari Clara. Dia benar – benar sudah gila. Namun, pintu rumahnya terkunci.

"Sialan!" umpat Calum, sambil berusaha membuka pintu rumahnya.

"Kau mau kemana, sayang?" tanya Clara yang sudah dibelakang Calum.

Ia benar – benar tampak cemas, tapi tidak ketakutan. Clara berjalan mendekati Calum dengan pisau ditangan kanannya. Namun, Calum tak bisa berkutik lagi. Entah ia mau berlari kemana. Calum menatap Clara takut, rasanya ia tak bisa berteriak saking takutnya.

"Ada kata – kata terakhir? Aku harap kau mengatakan kau cinta padaku." ucap Clara sambil mengelus pipi Calum lembut. Sedangkan Calum menutup matanya kuat – kuat. Keringat sudah bercucuran di dahi dan pipinya.

"You're insane." ucap Calum tenang dan menatap Clara tepat dimanik mata hijaunya.

Skylyn menutup mulutnya karena Calum bisa seberani itu menghadapi psikopat gila yang mencintai dirinya.

Clara memukul bahu Calum hingga ia tersungkur di lantai. Calum membalikkan tubuhnya dan Clara sudah ada diatasnya. Tatapan dengan amarah membara. Amarah konyol, tak berdasar. Kemudian Clara menempelkan pisau itu ke leher Calum, ditorehkan di kulitnya sehingga mengguratkan garis merah dalam.

Itu terlalu dalam. pikir Skylyn.

Sangat sangat dalam. pikir Luke.

Mereka semua mendengarkan jeritan Calum sampai dia tak mampu lagi menjerit.


***


Mereka semua mendengar suara seperti benda jatuh, Skylyn berpaling dengan adegan yang ada di depannya. Agak lega karena Skylyn mendapat pengalih perhatian. Calum tak lagi melayang. Dalam lingkaran itu. ia terpuruk ke lantai, bertumpu pada kedua tangan dan kaki. Sulur – sulur hitam rambutnya berkedut. Mulutnya terbuka seolah tengah mengerang, atau menangis, tapi tak ada suara yang terdengar.

Seen ✧ Hood [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang