dertig

2.7K 332 34
                                    

Luke Hemmings on mulmed

I want to hug him!!!11!!!


***


"A–apa maksudmu?" tanya Luke tak percaya sambil menjauhkan dirinya dari Skylyn.

"Aku hanya menganggapmu sebagai sahabatku, Luke. Tidak lebih," jawab Skylyn yang mulai menundukkan kepalanya, "Aku pernah menyukaimu. Namun, kau tak pernah mengerti dan tidak pernah tahu, haruskah wanita yang memulai duluan?"

Seketika pertahanan Luke menjadi hancur berkeping – keping. Seperti hatinya saat ini. Skylyn tak mencintainya. Skylyn tidak menyukai Luke lagi.

"T–tapi... kenapa?" tanya Luke lagi yang suaranya hampir tercekat.

Seorang Luke Hemmings baru saja ditolak oleh Skylyn Chamberlin.

"Aku hanya belum bisa menerimanya, aku sudah menghapusnya," balas Skylyn.

Skylyn benar – benar merasa bingung dan bersalah kepada Luke. Skylyn memang mencintai Luke sama seperti Luke mencintai Skylyn. Tetapi, ada satu orang yang membuat Skylyn tidak menerima cinta Luke.

"Maafkan aku, Luke." sesal Skylyn yang mulai mengeluarkan air matanya.

Luke memang tidak mendapatkan Skylyn. Sedih memang. Bahkan menyakitkan dan melelahkan, lebih menyakitkan daripada merapalkan mantra seperti waktu itu. Namun, ia tak bisa memaksakan kehendak Skylyn. Luke mengerti.

Luke langsung membawa Skylyn ke dalam dekapannya. Dan, membuat tangis Skylyn pecah.

"Maafkan aku, Luke. Maafkan aku." Isak Skylyn.

Luke mengusap punggung Skylyn dengan tersenyum tipis, "Tak apa, itu bukan salahmu, Kita bisa mulai dari awal lagi, bukan?"

"Ayo kita pulang." ajak Luke sambil melepaskan pelukannya dengan Skylyn dan tersenyum semanis mungkin. Walaupun sangat bertolakbelakang dengan hatinya saat ini. Sedih, sakit dan perih.

Skylyn pun mengangguk dan bangkit dari duduknya sambil menggendong tasnya.

I won't give up even though it hurts so much. janji Luke dalam hati.


***


Malamnya, Skylyn datang ke rumah tua itu untuk bertemu dengan Calum. bertemu dengan orang yang ia cintai beberapa bulan lalu. Ia ingin menceritakan keluh kesahnya saat di taman bersama Luke.

Skylyn menatap rumah itu sebentar, terlihat tak menyeramkan namun tak berpenghuni. Ia pun menarik napas dalam dan mulai memasuki rumah itu. Setelah masuk, Skylyn langsung menuju kamar Calum. Calum memang selalu disana. Menatap bulan yang penuh dari jendela yang sudah rusak tanpa kaca.

"Hey, Cal." Panggil Skylyn dengan nada halus.

Yang dipanggil pun menoleh. Calum tak tampak menyeramkan seperti biasanya. Tanpa Pembuluh darah yang keunguan. Tanpa tatapan mata yang tajam dan menghitam. Tanpa wajah yang pucat. Ia benar – benar bebas.

Calum tersenyum simpul, "Hey, Sky. Kemarilah,"

Skylyn pun menghampiri Calum yang membalikkan badannya untuk kembali memandang bulan.

"Bagaimana rasanya bebas?" tanya Skylyn menoleh ke arah Calum.

"Kau tak akan percaya ini, namun aku merasa tidak ada beban," jawab Calum tanpa menoleh ke arah Skylyn,

Seen ✧ Hood [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang